Terminologi Total Quality Management (TQM),Total Quality Control (TQC)
dan Quality Assuranse (QA)
Mata Kuliah : Penjaminan Mutu Pendidikan
Dosen : Prof .Dr. Harun Sitompul, MPd
OLEH:
Nur Aisyah NIM : 813611018
PASCA SARJANA
MANAJEMEN PENDIDIKAN
PROGRAM DOKTOR S3
UNIMED 2014
TERMINOLOGI TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM), TOTAL QUALITY
CONTROL (TQC), QUALITY ANSURANCE
Oleh
: Nur Aisyah
1.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehidupan sehari-hari tidak
terlepas dalam pembicaraan tentang kualitas atau mutu , bahkan sebagian besar
mendefenisikan kualitas disesuaikan dengan apakah memenuhi standard keinginan serta harapan dalam kenyataan. Aspek
yang melingkupi kualitas atau mutu tidak akan terlepas dari Total
Quality Management (TQM)/ Manajemen Mutu Terpadu, Total Quality Control (TQC) / Pengendalian Mutu dan Quality Assurance (QA )/ Penjaminan
Mutu.
Menurut Stephen P. Robbins
(2014:346) ; Quality is the ability of a
product or service to reliably do what it is supposed to do and to satisfy
customer expectations ; Kualitas adalah kemampuan suatu produk atau jasa untuk
andal melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan untuk memenuhi harapan
pelanggan.
Dalam perkembangan
manajemen mutu, terdapat tiga jenis sistem yang utama yaitu Pengendalian Mutu
(Quality Control), Jaminan Mutu Terpadu (Quality
Assurance), dan Manajemen Mutu Terpadu
(MMT) atau Total Quality Management. (TQM). Berkaitan dengan konsep Quality
Assurance, Dadang suhardan (2001) menjelaskan bahwa. Quality
Assurance atau Jaminan Mutu merupakan istilah yang mengacu kepada
kepercayaan akan kehandalan barang atau jasa, yang menyebabkan konsumen
memiliki rasa keamanan atau ketenangnan memilikinya. Karena produk barang atau
jasa tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Konsumen tidak ragu-ragu memilikinya,
membelinya, memakainya, menggunkan dan meanfaatkannya karena dapat dipercaya,
baik untuk sementara maupun jangka panjang.
Menurut Kaoru Ishikawa (1985) Jaminan
mutu merupakan menjamin mutu pada suatu produk sehingga konsumen dapat
membelinya dengan penuh kepercayaan dan menggunakannya dalam jangka waktu lama
dengan kepercayaan dan kepuasan.Sedangkan dalam ISO 8402 (Quality Vocabulary)
Jamian kualitas (Quality Assurance) adalah semua tindakan terencana dan
sistematik yang diimplementasikan dan didemonstrasikan guna memberikan
kepercayaan yang cukup bahwa produk akan memuaskan kebutuhan untuk kualitas
tertentu.
Jika dikaitkan dengan bidang
pendidikan, lembaga pendidikan dengan adanya jaminan mutu, maka lembaga
pendidikan akan terus berusaha dalam service ability kepada pelanggan
supaya akan terus menaruh kepercayaanya dan pelanggan akan merasa aman dan
puas.
Kualitas adalah unsur penting dalam membangun bisnis yang sukses dan pemasaran.Tidak hanya produk dan jasa
harus berkualitas tinggi, tetapi pelanggan potensial juga perlu memiliki jaminan bahwa produk akan berkualitas
tinggi. Organisasi yang telah mengembangkan sistem mutu telah menemukan bahwa hal ini menjadi bagian penting dari strategi bisnis . Kualitas merupakan kemampuan produk atau jasa untuk
memuaskan pelanggan dan kegiatan apa yang perlu dilakukan, untuk menunjukkan bahwa produk atau jasa yang akan memuaskan pelanggan.
Perkembangan Mutu
serta pokok-pokok pikiran yang dimulai dari :
1. Amerika
Serikat
a. Deming
(William Edwards Deming);
Karya Deming berisikan tentang filosofi mutu dan MMT, yaitu :
Lingkaran PDCA dan Tujuh Penyakit Mematikan
- A system of Profound Knowledge (system
pengetahuan Mendalam ) merupakan konsep filosofis yang terdiri dari komponen
teori untuk memahami berbagai kenyataan dunia, yaitu Sistem, Teori Keberagaman
(variation or heterogenity), Teori
Pengetahuan, Psikologi.
- 14
Prinsip Deming; Adakan kebulatan Tekad, Anutlah filosofi baru, Jangan
bergantung pada inspeksi, Hentikan kebiasaan menentukan keuntungan, Terus
menerus memperbaiki system, Lembagakan pelatihan dalam jabatan, Lembagakan
kepemimpinan,Hilangkan rasa tahut, Tiadakan sekat-sekat pemisah, Hindari slogan
pernyataan, Hilangkan target kuota karyawan, Hilangkan penghalang, Lembagakan
program pendidikan ,Aktifkan budaya mutu terpadu.
- Lingkaran
PDCA:
b. Joseph
M.Juran ;
- Peningkatan
Mutu yang terstruktur
- Lembagakan
program pelatihan yang ekstensif
- Tekad
kuat dan kepemimpina yang baik
c. Philip B
Crosby
- Integritas
- Sistem
- Komunikasi
- Pelaksanaan
- Kebijakan
- Langkah-langkah
strategis : komitmen, pendidikan/pelatihan dan pelaksanaan.
Pada Struktur organisasi , maka proses dan prosedur yang diperlukan untuk memastikan bahwa keseluruhan
maksud dan arah organisasi
ber kualitas dan terpenuhi kualitas produk atau jasa terjamin. Sistem Jaminan Kualitas pertama kali diperkenalkan
secara luas selama Perang Dunia II. Ada kebutuhan untuk memperketat pengawasan
pada output industri, khususnya di industri militer, ini awalnya hanya inspeksi dan pengujian, dan mengandalkan menangkap cacat
pada akhir proses. Sebagai permintaan untuk kualitas yang lebih
baik dan produk yang lebih
handal dan jasa
meningkat, sistem kualitas
berkembang menjadi seri ISO 9000 ini sekarang bergantung
pada pencegahan daripada mengobati, dan berlaku untuk semua
industri, termasuk industri
konstruksi.
Pada tahun 1987 perwakilan industri dihormati dari seluruh dunia dibantu Organisasi Standar Internasional
(ISO) untuk mengembangkan seri ISO 9000 standar sistem mutu. Standar
ini telah diakui dan digunakan di lebih dari 90 negara termasuk Inggris, Masyarakat Eropa, 2 standar yang paling umum digunakan di seri
ISO 9000 adalah
ISO 9001 dan
ISO 9002: ISO 9001 mengatur
tentang persyaratan yang harus
dipenuhi oleh Sistem Mutu ketika bisnis yang terlibat dalam desain, pengembangan, produksi,
instalasi dan / atau
servis. ISO 9002 mengatur tentang persyaratan
sistem penjaminan mutu ketika bisnis yang terlibat dalam
pengembangan, produksi, instalasi
servis. ISO 9003 Model for Quality Assurance in Final Inspection
Test 9000, – Quality Management and Quality
Assurance Standards: Guidelines for Selection and Use ISO 9004 Quality Management and Quality System Elements--Guidelines
Kebutuhan
akan Sistem Penjaminan Mutu dikembangkan dengan baik dan dilaksanakan untuk
:
(i).Meningkatkan kualitas produk dan layanan;
(ii).Meningkatkan kepercayaan pelanggan bahwa kebutuhan terpenuhi.
(iii).Membakukan bisnis dengan memberikan pendekatan yang konsisten
(iii).Membakukan bisnis dengan memberikan pendekatan yang konsisten
(iv) Meningkatkan proses
kerja, efisiensi, moral dan
mengurangi limbah.
Pentingnya
Mutu sebagai suatu standar pemenuhan kebutuhan dan keinginan akan pemuasan
terhadap aktivitas baik secara input, proses dan output.
1.2. Rumusan
Masalah
Total Quality Management (TQM) adalah cara mengelola untuk masa
depan, dan jauh lebih luas dalam aplikasi dari hanya memastikan produk atau kualitas
layanan, ini adalah cara untuk mengelola orang dan bisnis proses untuk memastikan
pelanggan yang lengkap kepuasan pada setiap tahap, internal dan eksternal. TQM,
dikombinasikan dengan kepemimpinan yang efektif, hasil organisasi melakukan
yang hal benar benar, pertama kalinya.
Inti
dari TQM adalah antarmuka pemasok pelanggan, baik eksternal dan internal. Inti
ini harus dikelilingi oleh komitmen terhadap kualitas, komunikasi, kualitas
pesan, dan pengakuan dari kebutuhan untuk mengubah budaya organisasi untuk
membuat total kualitas. TQM tidak terlepas dari hubungannya dengan Total Quality Control (TQC) dimana akan dilihat
proses pengawasan kualitas dari output
yang dihasilkan sebagai bentuk kepuasan akhir dari konsumen, sebagai penjaminan
mutu terhadap kinerja tersebut dan berhubungan dengan Quality Assusrance (QA) tentang bagaimana berjalannya mutu tersebut
sehingga tersistem sebagai acuan untuk perbaikan dan evaluasi terhadap kegiatan
yang dilaksanakan pada organisasi. Dasar-dasar TQM, TQC dan QA dan mereka
didukung oleh fungsi manajemen kunci orang-orang, proses dan sistem dalam organisasi
menyangkut komitmen, kebudayaan dan komunikasi yang berjalan dalam menciptakan
dan menghasilkan tujuan yang diharapkan oleh organisasi..
Dalam hal kualitas , maka peran
organisasi merupakan dasar utama sebagai pengelola yang dapat menyempurnakan
keinginan dari pelanggan. Maka perlu dibuat batasan masalah hanya membahas
tentang tentang Total Quality Management , Total Quality Control dan Quality Assurance.
Manfaat Pelaksanaan Pengendalian Mutu bagi Karyawan; Meningkatkan kemampuan karyawan dalam melihat,
mengenali, permasalahan, dan mencari alternatif pemecahan, Meningkatkan
kemampuan komunikasi dan partisipasi didalam kelompok kerja, Membiasakan
berpikir secara analitis dengan menggunakan teknik quality control, Peningkatan
daya kreativitas, Peningkatan kepercayaan diri.
Manfaat
bagi Institusi : Pengembangan institusi melalui akumulasi gagasan-gagasan
perbaikan, Meningkatkan daya saing
barang atau jasa yang dihasilkan, Memperbaiki hubungan institusi dengan karyawan,
Partisipasi semua karyawan di dalam
membantu terwujudnya tujuan institusi, dan bagi Konsumen : Konsumen akan memperoleh barang atau jasa yang
bermutu baik, Konsumen akan mendapatkan
kepuasan dari barang atau jasa tersebut, Konsumen akan memperoleh barang atau
jasa yang memenuhi kesehatan dan keselamatan, Konsumen akan menerima barang
sesuai dengan pesanannya, Pemerintah akan mendapatkan pajak-pajak.
1.3. Tujuan
Pembahasan
Tujuan diadakan penulisan
makalah ini adalah untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah yang diberikan
oleh Dosen Pengampu Bapak Prof. Dr.Harun
Sitompul, MPd, dalam mata kuliah Penjaminan Mutu pada Pasca Sarjana S3
Manajemen Pendidikan Unimed Medan.
1.4.Manfaat
Pembahasan
Sebagai dasar untuk melengkapi
penulisan Makalah ini, maka penulis mendapat manfaat tentang pembahasan ini :
- Sebagai
penerapan ilmu tentang bagaimana terminology pembahasan tentang kualitas yang
dipadukan antara TQM TQC, QA dalam suatu organisasi , dan penerapannya dalam
manajemen pendidikan tinggi;
- Melihat system,
penerapan tentang hubungan yang diciptakan oleh TQM, TQC,QA pada sebuah
Pendidikan Tinggi.
2.PEMBAHASAN
2,1,Total Quality
Management (TQM)
Menurut Tjiptono (2003:4) defenisi Total Quality management merupakan suatu
pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing
organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk , jasa, manusia, proses
dan lingkungannya. Dalam Tjiptono (2003:4-5) Total Quality Approach dapat
dicapai dengan Karakteristik Total Quality management:
o
Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal
maupun eksternal
o
Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas
o
Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah
o
Memiliki komitmen jangka panjang
o
Membutuhkan kerja sama tim (teamwork)
Mengandung arti bahwa TQM
merupakan pendekatan manajemen, bukan pendekatan teknis pengendalian kualitas
yang sempit. Pendekatan TQM sangat berorientasi pada manajemen orang.
Implementasi TQM mensyaratkan berbagai perubahan organisasional dan manajerial
total dan fundamental, yang mencakup misi, visi, orientasi strategic, dan
berbagai praktek manajemen vital lainnya.
TQM tergambar pada Evolusi mutu yang
menggambarkan tentang bagaimana mutu tersebut berkembang secara terus menerus
untuk memahami dan menanggapi kebutuhan-kebutuhan secara terpadu. Total Quality Management didefinisikan
sebagai konsep perbaikan yang dilakukan secara terus menerus, yang melibatkan
semua karyawan di setiap level organisasi, untuk mencapai kualitas dalam semua
aspek organisasi melalui proses manajemen . Pengertian Total menunjukkan bahwa
TQM merupakan strategi organisasional menyeluruh yang melibatkan semua jenjang
dan jajaran manajemen dan karyawan. Setiap orang terlibat dalam proses TQM.
Lebih lanjut, kata total berarti bahwa TQM mencakup tidak hanya pengguna akhir
dan pembeli eksternal saja, tetapi juga pelanggan internal, pemasok bahkan
personalia yang mendukung. Kualitas didefinisikan oleh pelanggan, bukan
organisasi atau manajer departemen pengendalian kualitas. Kenyataan bahwa
ekspektasi pelanggan bersifat individual, tergantung pada latar belakang sosial
ekonomis dan karakteristik demografis, mempunyai implikasi penting : kualitas
bagi seorang pelanggan mungkin tidak sama bagi pelanggan lain. Tantangan TQM
adalah menyajikan kualitas bagi pelanggan. Pengertian Manajemen bahwa TQM merupakan
pendekatan manajemen, bukan pendekatan teknis pengendalian kualitas yang
sempit. Pendekatan TQM sangat berorientasi pada manajemen orang. Implementasi
TQM mensyaratkan berbagai perubahan organisasional dan manajerial total dan
fundamental, yang mencakup misi, visi, orientasi strategic, dan berbagai
praktek manajemen vital lainnya.
TQM
tidak jauh beda dengan Gugus Kendali Mutu (GKM), Istilah Gugus Kendali Mutu
(GKM) pertama kali lahir sebagai respon terhadap munculnya persoalan krisis
produktivitas. Fenomena ini pertama kali mencuat di dunia industri yang
melibatkan negara-negara industri terutama di Jepang dan Amerika pada tahun
1970-an dan 1980-an.
Peningkatan
produktivitas bisa dilakukan dengan berbagai pendekatan antara lain
meningkatkan efisiensi di bidang input atau meningkatkan hasil per satuan unit
input yang digunakan dalam proses itu. Efisiensi input bisa dilakukan dengan
menekan biaya produksi terutama biaya tenaga kerja. Namun pendekatan ini
diragukan keberhasilannya karena hal itu akan berarti menurunkan standar hidup
buruh, oleh karenanya jika pendekatan ini dilakukan malah akan menyebabkan
kontra produktif. Pengalaman di Jepang untuk meningkatkan produktivitas ini
adalah dengan mengintroduksi penggunaan robot terutama bagi pekerjaan yang
dilakukan berulang-ulang, berbahaya dan pekerjaan yang kurang disenangi. Namun
cara itu bagi Amerika Utara dianggap akan menyebabkan kehilangan pekerjaan.
Munculnya berbagai persoalan tersebut pada akhirnya membawa solusi dengan
memberikan perhatian pada faktor manusia. Bagaimana mengarahkan karyawan
sedemikian rupa sehingga dapat mencapai kepuasan yang lebih besar, memperoleh
motivasi yang lebih tinggi dan dengan demikian menjadi lebih produktif?
Kuncinya terletak dalam partisipasi karyawan pada semua tingkatan dalam
organisasi dalam proses pengambilan keputusan. Sehingga muncull konsep GKM atau
disebut juga Quality Control Circle (QCC). Sejalan dengan arus globalisasi,
istilah GKM atau QCC semakin sering digunakan sebagai salah satu pendekatan
dalam upaya menuju Total Quality Management (TQM) atau manajemen kualitas
terpadu. Suatu sistem manajemen kualitas merupakan sekumpulan prosedur
terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manjemen sistem yang bertujuan
menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk terhadap kebutuhan atau
persyaratan tertentu. Istilah Manajemen Mutu/Kualitas dewasa ini lazim dan
merupakan metoda yang biasa digunakan oleh manajer untuk memberikan bukti
pengendalian yang diperlukan untuk memuaskan pelanggan dan kebutuhan pemegang
saham.
Pengelolaan
Mutu Terpadu (TQM) memiliki sejumlah pengertian berdasarkan sudut pandang dan
perbedaan level organisasi, antara lain:
·
Dasar untuk perbaikan yang berkesinambungan
·
Filsafat dalam menjalankan bisnis
·
Cara yang benar dalam mengelola bisnis
·
Konsep total pembagian wewenang (people-empowerment)
·
Memusatkan perhatian pada pelanggan
·
Komitmen pada mutu
·
Investasi pada ilmu pengetahuan
Secara spesifik TQM dapat didefinisikan sebagai suatu
sistem manajemen yang dinamis yang mengikutsertakan seluruh anggota organisasi
dengan penerapan konsep dan teknik pengendalian mutu untuk mencapai kepuasan
pelanggan dan kepuasan yang mengerjakannya.
Mutu Terpadu (Total
Quality) merupakan sebuah deskripsi dari budaya, sikap, dan
organisasi, dari sebuah perusahaan yang berusaha untuk menyediakan produk dan
pelayanan yang bisa memuaskan atau memenuhi kebutuhan pelanggannya. Budaya
tersebut meletakkan mutu dalam semua aspek operasional perusahaan, dengan
proses-proses yang dilakukan secara benar pertama kali, dan cacat (defect) atau pemborosan
dihilangkan dari operasi.
Agar sukses dalam menerapkan TQM, suatu organisasi harus
berkonsentrasi pada 8 elemen kunci berikut:
1. Etika
2. Integritas (kejujuran)
3. Kepercayaan
4. Pelatihan (training)
5. Kerja tim (team work)
6. Kepemimpinan (leadership)
7. Penghargaan (recognition)
8. Komunikasi
Perbedaan yang nyata antara TQM dengan sistem manajemen
mutu yang lain adalah bahwa TQM menitikberatkan pada keterlibatan semua
individu organisasi untuk mencapai suatu sasaran mutu. Ada 5 manfaat yang dapat
diperoleh dari penerapan TQM yaitu: Produk yang dihasilkan bermutu tinggi (Quality), biaya yang efisien (Cost), waktu pengiriman yang
tepat (Delivery),
semangat kerja yang tinggi (Morale),
dan lingkungan kerja yang aman (Safety).
Kelima manfaat itu lebih populer dikenal dengan istilah QCDMS.
2.2.
Total Quality
Control (TQC)
Total
Quality Control (TQC) adalah sistem manajemen yang dinamis yang mengikut
sertakan seluruh anggota organisasi dengan penerapan konsep dan teknik
pengendalian mutu untuk tercapainya kepuasan pelanggan dan yang mengerjakannya.
Dasar Total Quality Control adalah mentalitas, kecakapan dan manajemen
partisipatif dengan sikap mental yang mengutamakan kualitas kerja. Mentalitas
adalah kesediaan bekerja sungguh-sungguh, jujur dan bertanggung jawab
melaksanakan pekerjaannya.
Konsep dasar TQC :
1. Kepuasan pemakai (Orientasi pemakai bukan orientasi Standard)
2. Kualitas artinya mutu segala macam pekerjaan
3. Kualitas adalah urusan setiap karyawan (bekerja sekali jadi dan benar)
1. Kepuasan pemakai (Orientasi pemakai bukan orientasi Standard)
2. Kualitas artinya mutu segala macam pekerjaan
3. Kualitas adalah urusan setiap karyawan (bekerja sekali jadi dan benar)
2.2.1.Sistem manajemen Total Quality Control
Sistem
manajemen Total Quality Control meliputi apa yang dimaksud dengan sistem manajemen, kebijakan manajemen,
proses kerja gugus TQC, tujuan gugus
kerja TQM dan program TQM.
1.
Yang dimaksud sistem manajemen :
Ø Untuk mengetahui pengetahuan/konsep standar dan
sistem manajemen seutuhnya
Ø Dapat memilih cara penerapan yang paling tepat dan
efektif
Ø Sistem manajemen memilih tiga tingkat aktivitas
sesuai dengan struktur piramidal organisasi dan setiap jenjang memiliki tugas
membantu penerapan TQC sesuai dengan fungsinya masing-masing
2.
Kebijakan Manajemen
Ø Dukugan dari manajer puncak dalam menetapkan
kebijaksanaan dan memberi pengarahan
Ø Dukungan dari manajer menengah untuk berperan
serta dalam TQC
Ø Pengawasan melekat harus diterapkan oleh setiap
atasan/sub unit/ kelompok kerja dengan cara yang benar, agar kesalahan dapat
diketahui sedini mungkin
3.
Proses Kerja Gugus TQC
Ø Pengajuan masalah
Ø Analisis permasalahan
Ø Mencari pemecahan masalah
Ø Presentase pada pihak manajer, serta
Ø Manajer akan meninjau, menelusuri atau meminta
tindak lanjut dari presentasi yang dimaksud.
4.
Pelaksanaan Program TQC
Dalam pelaksanaan program TQC terdapat dua hal yang
harus diperhatikan agar TQC dapat sukses yaitu dari sisi karyawan dan manajer.
Ø Dari sisi karyawan : Menciptakan suasana yang
cocok, Saling memberi informasi dan berkomunikasi, Dijadikan program suka rela,
Memberi pengarahan dan latihan, Bersikap terbuka dan positif, Menyediakan
waktu, sarana, fasilitas dan dana
Ø Dari sisi Manajer : Mengajukan dan menjelaskan
program TQC kepada pucuk pimpinan, Menjelaskan tujuan dan hasil yang akan
dicapai, Mendapat dukungan dari Pucuk Pimpinan
2.2.2.Pemecahan masalah TQC
Pemecahan
masalah TQC dilakukan dengan Plan, Do, Check and Action yang dijabarkan menjadi
delapan langkah:
1) Menentukan prioritas masalah
2) Menjelaskan mengapa masalah itu di prioritaskan
3) Mengenali status masalah
4) Susun langkah-langkah perbaikan
5) Melaksanakan langkah-langkah perbaikan
6) Periksa hasil perbaikan
7) Mencegah terulangnya masalah
8) Menggarap masalah selanjutnya
Dalam fungsi manajemen , dalam
keterkaitan antara Plan, Do, Act dan Chek maka Chek merupakan bagian terakhir
yang difungsikan terhadap proses pengawasan. Menurut Usman (2013:536) bahwa
Bentuk Pengawasan antara lain :
1.
Pengawasan Melekat (Waskat)
2.
Pengawasan Fungsional (Wasnal)
a.
Pengawasan
Internal;
Manfaatnya :
1. Menjembatani
hubungan pimpinan tertinggi dengan para manajer dan staf dalam rangka
memperkecil ketimpangan informasi;
2. Mendapatkan
informasi keuangan dan penggunaan yang tepat dan dapat dipercaya;
3. Menghindari
dan mengurangi risiko organisasi;
4. Memenuhi
standar yang memuaskan;
5. Mengetahui
penerimaan / ketaatan terhadap kebijakan
dan prosedur internal;
6. Mengetahui
efisiensi penggunaan sumber daya organisasi atau kepastian terwujudnya penghematan
7. Efektifitas
pencapaian Organisasi.
b. Pengawasn Eksternal
Manfaatnya adalah untuk meningkatkan
kredibilitas keberhasilan dan kemajuan organisasi.
3.
Pengawasan Masyarakat; merupaka control
masyarakat terhadap pengelolaan sumber daya organisasi.
4. Pengawasan
Legislatif; Mengawasi tata cara penyelenggaraan pemerintah dan keuangan Negara.
Pengawasan tersebut tidak
terlepas dari Mutu , yang tertuang dalam standar mutu, meliputi : input,
proses, output dan outcome,yang tertuang dalam Model Proses ,seperti gambar 1 berikut
ini .
Gambar
1. Model Proses
Dalam mengakomodir keseluruhan
proses tentang model proses maka tidak terlepas dari Karakteristik Mutu, yaitu
:
1. Performa
2. Timeliness
3. Reliability
4. Durability
5. Aestetics
6. Personal
Interface
7. Easy of
use
8. Feature
9. Conformance
to specification
10. Consistency
11. Uniformity
12. Service
Ability
13. Accuracy
Menurut Usman (2013: 550) bahwa
Teknik Pengawasan untuk Peningkatan Mutu yaitu : Quality Control, Quality
Assurance, Total Quality Control, Deming, Juran, Crosby, Peter, Ishikawa,
Malcolm Baldridge Award, European Quality Award, International Standar
Organization, Total Quality Mangement, Management Based School.
Total Quality Control (TQC) merupakan
pendekatan sistematis terpadu
untuk memastikan bahwa pelanggan
dan pemasok sama-sama memiliki sistem
mutu yang efektif dan suara di tempat. TQC melampaui persyaratan keamanan produk
hanya untuk benar-benar mempercepat waktu-ke-pasar, meningkatkan kualitas produk dan mengurangi biaya keseluruhan.
Layanan
yang terkait dengan TQC meliputi:
1. Sistem Mutu Evaluasi -
Menyediakan tinjauan ekstensif dari kualitas sistem
manajemen pabrik yang sudah ada,
penerapan standar, pengadaan dan prosedur manufaktur saat ini.
2. Sistem TQC Set Up - Penawaran
nasihat tentang cara untuk sepenuhnya memanfaatkan sumber daya
perusahaan dan memperbaiki sistem produksi secara keseluruhan. Selain itu, berlaku langkah-langkah
pencegahan dan korektif untuk membangun sistem traceability pasti dan rinci, dari
pengadaan bahan baku untuk pemasaran produk.
3. Catatan sistematis Informasi
Produksi - Informasi Dokumen dan catatan produksi
dalam database yang luas Intertek di setiap titik dari proses manufaktur. Data yang dikumpulkan meliputi peralatan
terkait dan kinerja material,
proses pemeriksaan, standar keselamatan
dan informasi kepatuhan.
4. Proses / Produk Verifikasi
Data - strategis memverifikasi sistem produksi
secara keseluruhan dengan menyediakan audit proses dan
audit produk untuk memastikan validitas dari semua sistem identifikasi setelah sistem
TQC siap. Verifikasi data untuk
memastikan semua standar
terpenuhi, dan memberikan
resolusi tepat waktu.
TQC berhubungan dengan Quality control,
atau QC untuk jangka pendek, adalah suatu proses dimana entitas meninjau
kualitas semua faktor yang terlibat dalam produksi. Pendekatan ini menempatkan
penekanan pada tiga aspek yaitu unsur-unsur seperti
kontrol, manajemen pekerjaan, didefinisikan dan proses dikelola dengan baik,
kinerja dan integritas kriteria, dan identifikasi catatan Kompetensi,
seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan kualifikasi elemen lunak,
seperti personel, integritas, kepercayaan, budaya organisasi, motivasi,
semangat tim, dan hubungan kualitas.
2.3. Quality Assurance (QA) / Jaminan Kualitas
Struktur organisasi, proses dan prosedur
yang diperlukan untuk memastikan bahwa
keseluruhan maksud dan arah organisasi kualitas salam
terpenuhi dan bahwa
kualitas produk atau jasa terjamin.
Sistem Jaminan Kualitas pertama kali diperkenalkan
secara luas selama Perang Dunia II. Kebutuhan untuk memperketat pengawasan pada output industri, khususnya
di industri militer, awalnya hanya inspeksi dan pengujian, dan mengandalkan menangkap cacat pada
akhir proses. Sebagai permintaan untuk kualitas yang lebih baik dan produk yang lebih handal
dan jasa meningkat, sistem kualitas berkembang
menjadi seri ISO 9000.
Kekuatan pendorong di balik popularitas besar QA Sistem adalah:
(i) kebijakan pembelian pemerintah
(ii) usaha besar kebijakan pembelian
(iii) pelanggan lain meminta untuk itu
(iv) pesaing lain yang menawarkan itu
(v) prosedur Standarisasi yang ingin untuk perusahaan yang berkembang
(vi) alat pemasaran yang diinginkan.
(i) kebijakan pembelian pemerintah
(ii) usaha besar kebijakan pembelian
(iii) pelanggan lain meminta untuk itu
(iv) pesaing lain yang menawarkan itu
(v) prosedur Standarisasi yang ingin untuk perusahaan yang berkembang
(vi) alat pemasaran yang diinginkan.
2.3.1.Penjaminan Mutu (Quality Assurance)
Rekomendasi yang
dihasilkan dari teknik-teknik statistis sering kali tidak dapat dilayani oleh
struktur pengambilan keputusan yang ada. Pengendalian mutu (quality control)
berkembang menjadi pemastian mutu (quality assurance). Bagian pemastian mutu
difokuskan untuk memastikan proses dan mutu produk melalui pelaksanaan audit
operasi, pelatihan, analisis kinerja teknis, dan petunjuk operasi untuk
peningkatan mutu. Pemastian mutu bekerja sama dengan bagian-bagian lain yang
bertanggung jawab penuh terhadap mutu kinerja masing-masing bagian.
Manfaat yang bisnis harus berasal
dari Sistem QA
diterapkan dengan benar adalah:
(i) Meningkatkan kepuasan pelanggan
(i) Meningkatkan kepuasan pelanggan
(ii) efisiensi Meningkatkan
(iii) keefektifan Meningkatkan
(iv) Mengurangi ulang dan limbah
(v) Membuat bisnis yang direncanakan
(vi) Menambahkan kredibilitas bisnis
(vii) Mengaktifkan bisnis untuk bersaing atas dasar kesetaraan dengan bisnis yang lebih besar.
(iii) keefektifan Meningkatkan
(iv) Mengurangi ulang dan limbah
(v) Membuat bisnis yang direncanakan
(vi) Menambahkan kredibilitas bisnis
(vii) Mengaktifkan bisnis untuk bersaing atas dasar kesetaraan dengan bisnis yang lebih besar.
Sistem mutu harus menjadi dokumen
kerja praktis. sebagai panduan yang berguna dalam operasi proses apapun:
1. Tidak ada proses tanpa
pengumpulan data
2. Tidak ada pengumpulan data tanpa
analisis
3. Tidak ada analisis tanpa
keputusan
4. Tidak ada keputusan tanpa tindakan
(yang dapat mencakup melakukan apa-apa)
2.4. Hubungan
TQM, TQC dan QA
Quality Assurance memberikan
suatu penjaminan secara kualitas dengan suatu systemtis kerja dan keterbukaan
untuk keberhasilan suatu pekerjaan secara keseluruhan organisasi di setiap lini
dengan melalui system control. Secara umum fungsi QA lebih berperan
sebagai analyst untuk memperbaiki mutu produk, dan datanya bisa diperoleh dari
data sampling orang QC atau feedback dari internal perusahaan ataupun adanya
Quality complain dari luar perusahaan yaitu costumer. Dan QA biasanya juga
berperan sebagai sertifikasi dari produk tersebut, biasanya pada struktur
organisasi QA lebih tinggi letaknya dengan QC karena selain dari penjamin QC
dia juga memberi laporan kepada direksi atau management mengenai final
decision yang layak atau tidak layaknya produk yang dikeluarkan. yang
tentunya melibatkan proses-proses lainnya seperti produksi, inventory,
maintenance. QA lebih menjaga corporate image dengan mencegah defect ke
consumen. parameternya hanyalah hitam putih dengan nilai yang telah dirumuskan
dalam fungsi yang kita sebut kualitas.
Total Quality
Management menerapkan setiap pekerja secara individu mempunyai tanggung jawab
terhadap kualitas pekerjaannya. Dalam Pendidikan Tinggi Pimpinan dan Seluruh
civitas akademika sebagai unsur yang mendominasi input (calon mahasiswa),
proses Kegiatan Belajar Mengajar) dan output (lulusan), dimana para
Pimpinan dan civitas akademika berkumpul
dalam gugus kendali mutu untuk mendiskusikan dan memecahkan masalah dan apa
yang dapat dilakukan untuk perbaikan dan peningkatan kualitas.
Total Quality
Control adalah pengendalian mutu dengan procedure kerja berdasarkan referensi
yang dapat diterapkan dan diimplementasikan langsung di proses pekerjaan
tersebut untuk memenuhi persyaratan minimum sebagai hasil akhir pekerjaan dalam
pendidikan tinggi adalah Pimpinan dan peraturan dari Sistem Pendidikan Nasional
sebagai Standar dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi . TQC merupakan
operasional yang langsung melakukan aktivitas checking atau inspeksi terhadap output
, biasanya kalo di lini produksi biasanya ada seoarang berfungsi sebagai
pengontrol kualitas produk seperti sampling dan aktifitas lainnya.
2.5.
Sistem
TQM, TQC dan QA dalam Manajemen Pendidikan Tinggi .
Pendekatan sistematis terpadu untuk memastikan
bahwa pelanggan dan pemasok sama-sama
memiliki sistem mutu yang efektif
, sebagai dasar suatu mutu atau kualitas dalam
memperoleh hasil yang lebih baik secara terus menerus sebagai konsep yang
menyatu antara TQM, TQC dan QA sebagai kualitas mutu dalam manajemen Pendidikan
Tinggi, sebagai standar penjaminan mutu terpadu yang diselenggarakan oleh
Pengelola Pendidikan sebagai wujud antar Manajemen dan pelaksana yang tergabung
dalam kesatuan peningkatan Mutu ke arah yang lebih baik dan berkualitas .
Penjaminan
Mutu Pendidikan ini di atur dalam Permen 63/2009 Pasal 1; Dalam peraturan menteri ini yang dimaksud
dengan:
1. Mutu pendidikan adalah tingkat kecerdasan kehidupan
bangsa yang dapat diraih dari penerapan Sistem Pendidikan Nasional.
2. Penjaminan mutu pendidikan adalah kegiatan sistemik
dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau
program pendidikan, pemerintah daerah, Pemerintah, dan masyarakat untuk
menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan.
3. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan yang selanjutnya
disebut SPMP adalah subsistem dari Sistem Pendidikan Nasional yang fungsi
utamanya meningkatkan mutu pendidikan.
Tujuan Penjaminan Mutu Pendidikan,
tertuang pada Pasal 2, yaitu :
(1) Tujuan akhir penjaminan mutu pendidikan adalah
tingginya kecerdasan kehidupan manusia dan bangsa sebagaimana dicita-citakan
oleh Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
dicapai melalui penerapan SPMP.
(2) Tujuan antara penjaminan mutu pendidikan adalah
terbangunnya SPMP termasuk:
a.
Terbangunnya budaya
mutu pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal;
b.
Pembagian tugas dan
tanggung jawab yang jelas dan proporsional dalam penjaminan mutu pendidikan
formal dan/atau nonformal pada satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan
atau program pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi,
dan Pemerintah;
c.
Ditetapkannya secara
nasional acuan mutu dalam penjaminan mutu pendidikan formal dan/atau nonformal;
d.
Terpetakannya secara
nasional mutu pendidikan formal dan nonformal yang dirinci menurut provinsi,
kabupaten atau kota, dan satuan atau program pendidikan;
e.
Terbangunnya sistem
informasi mutu pendidikan formal dan nonformal berbasis teknologi informasi dan
komunikasi yang andal, terpadu, dan tersambung yang menghubungkan satuan atau
program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten
atau kota, pemerintah provinsi, dan Pemerintah.
Sistem TQM , TQC dan QA secara
terus menerus dapat dilihat pada Penjaminan mutu gambar berikut, bagaiman
menyusun suatu standar mutu pendidikan yang
sesuai dengan Standar Mutu Pendidikian Tinggi, dan melaksanakan dalam Proses
Tri Dharma Perguruan Tinggi , kemudian dengan TQC mengadakan pemantauan
terhadap mutu Pendidikan tersebut apakah sesuai dengan visi, misi dan tujuan perguruan tinggi tersebut, kemudian di evaluasi
secara bertahap terhadap kemungkinan yang akan timbul dan mendefenisiskan
sebagai suatu perbaikan, melalui pememriksaan secara internal, sampai pada
perumusan tentang perbaikan tersebut , dan dilaksanakan secara terus menerus
dan tersistem.
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||
Gambar 2.
Penjaminan Mutu
2.6.
Terminologi
Proses Kualitas
2.6.1.Total Quality
Management (TQM), cakupannya
Ø Adalah aspek
fungsi manajemen keseluruhan yang menentukan dan menerapkan kebijakan Total
Quality Management (TQM)
Ø Mengatur
kualitas sebuah perusahaan lebih daripada hanya sekedar menerapkan sebuah
sistem kualitas ... Hal ini diciptakan
oleh adanya pembentukan budaya kualitas yang meresap pada seluruh organisasi
Penekanan
pada target dan mencapai target sesegera mungkin,Sistem ini sederhana dan lurus
ke depan Pengiriman informasi ini akurat Proses dianggap setelah tujuan telah
didirikan.
2.6.2.Total Quality
Control (TQC)
Dalam pelaksanaan TQC Penekanan pada proses dan perbaikan proses
terus-menerus. Total partisipasi diperlukan. Karyawan didorong untuk
menghasilkan ide-ide dan menerapkan mereka. Fleksibel terhadap proses dan
metode yang dapat dengan mudah berubah. Target ini tidak mutlak baik untuk
pasar berubah. Kelemahan: Kadang-kadang hasil akhirnya sangat berbeda dari
target asli karyawan cenderung
kehilangan pandangan dari tujuan karena mereka terlalu fokus pada proses. Dan
merupakan teknik dan aktifitas operasional yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan kualitas meliputi evaluasi unjuk kerja, membandingkan tujuan
dan tindakan, pengecekan produk
2.6.3.Quality
Assurance (QA) .
Tujuan QA : Untuk mencegah
terjadinya masalah; Mendeteksi masalah ketika terjadi; Mengetahui penyebabnya; Menyelesaikan
sampai akar; dan Mencegah masalah terjadi lagi .
2.6.4.Perbedaan
QC / QA
Dalam pelaksanaan sering QC
disamakan denganQA ,QC bekerja dengan produk ,Mengukur produk berdasarkan standard, Mengenali kerusakan/cacat ,Sebatas
pada melihat produk , dan QA bekerja
dengan proses ; Sebuah fungsi yang mengatur kualitas .setup QC,Menggunakan
hasil QC untuk mengevaluasi dan meningkatkan proses yang menghasilkan produk, Menentukan apa yang harus dilakukan, mengukur
keberhasilan kinerja, bila tidak sesuai, bagaimana mengkoreksi agar dimasa
depan dapat diterima .Untuk menjalankan program QA, syaratnya :
- SOP
(standar operating procedur)
-
Sosialisasi SOP dan mentrain SDM
-
Sudah membangun distribusi obat yang cukup terkendali
Penetapan
standar berupa kebijakan, standar, renstra pada tingkat Perguruan Tinggi , dan
Renop / anggaran, standar operasional, peraturan dan SOP pada unit kerja.
Penjaminan
Mutu yang ada di Perguruan Tinggi
merupakan proses yang mengaplikasikan antara TQM, TQA dan QA terhadad Tri Dharma Perguruan Tinggi dan sebagai wujud aplikasi antara
Internal Mutu dan eksternal Mutu yang digabung dalam Proses Penjaminan Mutu , antara
Plan, Do, Act, Check . Apabila terjadi kekurangan maka akan dilaksanakan
perbaikan menuju kesempurnaan mutu tersebut.
Berikut ini hubungan yang
diciptakan antara PDCA dalam penjamina mutu yang dilaksanakan oleh Perguruan
Tinggi :
Ø Penetapan Standar Pendidikan
Tinggi (Plan)
Ø Pelaksanaan Standar
Pendidikan Tinggi (DO)
Ø Evaluasi Standar Pendidikan
Tinggi (Check)
Ø Pengendalian Standar
Pendidikan Tinggi (Action)
Ø Peningkatan Standar
Pendidikan Tinggi (Action)
Gambar 3.
Hubungan PDCA
Menurut Munro ( 1999: 114)
Langkah-langkah perbaikan Mutu tertuang dalam beberapa program:
1. Perencanaan
untuk perbaikan mutu; tujuan ;
a. Memastikan
tanggung jawab manajemen
b. Menentukan
cara-cara penerapan perbaikan mutu yang sesuai dengan organisasi
c. Mengembangkan
sebuah rencana rinci untuk mengarhkan penerapan Program perbaikan Mutu
2. Memahami
Pelanggan; memeperbaiki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan;
a. Memahami
pelanggan eksternal atas kebutuhannya
b. Mengidentifikasikan
proses kerja dalam memenuhi kebutuhan prlanggan eksternal.
3. Memahami
biaya-biaya mutu; mengidentifikasikan besarnya biaya-biaya mutu dan dimana
biaya – biaya tersebut akan muncul.
4. Kesadaran
Mutu ; adanya komitmen bahwa setiap orang dididik untuk menjamin bahwa mereka
memahami peran mereka dalam memberikan informasi tentang kemajuan yang dicapai.
5. Pengukuran
Kinerja; proses kinerja dapat di ukur melalui sasaran dengan pantauan yang
terus menerus
6. Pencegahan;
pengakuan terhadap kesalahan-kesalahan
dengan tindakan untuk memastikan setiap masalah yang bmencegah perbaikan
mutu ditandai dengan tindakan-tindakan pembeltulan yang diterapkan.
2.7. Perubahan paradigma tentang
manajemen mutu (Pendidikan tinggi):
Sistem Penjaminan Mutu terbagi
dalam dua bagian, Internal dan Eksternal. Dalam Perkembangan menuju Perguruan
Tinggi yang Sehat diperlukan kedua hal tersebut. Pada Sistem Penjaminan Mutu
Internal (SPMI) dan Eksternal di perguruan Tinggi diawali dengan adanya
Analisis SWOT; status quo bukan pilihan yang tepat untuk terjadinya perubahan .
Perubahan yang signifikan pada
Perguruan Tinggi secara Internal harus mengadopsi ketentuan :
-
Dosen dan kualifikasi ( gelar, jabatan
fungsional, kapasitas dan usia)
-
Mahasiswa (gaya hidup, value)
-
Sarana dan Prasarana
-
Value, budaya akademik
Sementara perubahan yang signifikan secara
eksternal:
-
Aturan Pemerintah (UU, PP, Permen); Permendikbud
49/2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi; Permendikbud tentang
Akreditasi, SPM Dikti
-
Pertumbuhan Perguruan Tinggi lain
-
Jumlah Pendiuduk dan daya beli
-
Value masyarakat tentang Pendidikan Tinggi
-
Kemajuan Ilmu dan Teknologi
-
Globalisasi : ASEAN Economy Community 2015 ; Indonesia hanya
sebagai pasar produk import.
Mutu dari
Perguruan Tinggi tidak akan terlepas dari tata kelola Pendidikan Tinggi di
Indonesia, hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas nomor 2/ 1989 bahwa Pemerintah
merupakan satu-satunya pemegang tanggung jawab pengawasan atas pendidikan
(termasuk Pendidikan Tinggi), baik yang diselenggarana oleh PTN maupun PTS
dengan pengawasan secara vertical. ; Kepmendiknas
no. 234/U/2000; Kepmendiknas No. 184/2001 sebagai landasan EPSBED, NIRM,NIRL.
Dalam UU Sisdiknas nomor
20/2003 pasal 8 UU sisdiknas : Masyarakat berhak berperan serta dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program.
Pasal 66
bab XIX UU Sisdiknas :
1.
Pemerintah, pemerintah daerah, dewan pendidikan
dan komite sekolah/madrasah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan
pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan sesuai dengan kewenangan
masing-masing.
2.
Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dilakukan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas public.
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
Tinggi (SPM Dikti) adalah kegiatan sitematik untuk meningkatkan mutu pendidikan
tinggi secara berencanaan dan berkelanjutan.
Sebagai Acuan pada Sebuah Pergutuan
Tinggi yang sehat , maka yang perlu harus dijaka mutu nya sesuai dengan
perkembangan Pemikiran-pemikiran dalam Mutu Pendidikan tertuang dalam Tata
Kelola Pendidikan Tinggi.
Tatakelo Pendidikan Tinggi di
Indonesia tertuang pada ;
·
Pasal 24 ayat (2) UU Sisdiknas:
-
Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola
sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi,penelitian
ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat.
·
Pasal 50 ayat (6) UU Sisdiknas:
-
Perguruan tinggi menentukan kebijakan dan
memiliki otonomi dalam mengelola pendidikan di lembaganya
·
Penjelasan pasal 50 ayat (6) UU Sisdiknas
-
Yang dimaksud dengan otonomi perguruan tinggi
adalah kemandirian perguruan tinggi untuk mengelola sendiri lembaganya
·
Otonomi perguruan tinggi berarti bahwa perguruan
tinggi harus mengelola secara sendiri pengawasan atas pendidikan yang
diselenggarakannya
·
Pemerintah melakukan pengawasan bukan untuk
kepentingan pemerintah, tetapi atas nama (untuk melindungi kepentingan) semua
pemangku Kepentingan (stakeholders) sebagai pengawasan horizontal
-
Tujuan agar perguruan tinggi menaati semua aturan
tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi yang ditetapkan Pemerintah, sehingga
pada hakekatnya bertujuan menjamin mutu perguruan tinggi.
Perubahan
paradigma tentang manajemen mutu (Pendidikan tinggi):
Gambar 4.
Manajemen Mutu Pendidikan Tinggi
Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi tidak terlepas adri
peraturan yang disesuaikan dengan UU
no.12/2012, BAB III: PENJAMINAN MUTU, yaitu
-
Bagian kesatu: Sistem Penjaminan Mutu →Permen
-
Bagian kedua: Standar Pendidikan Tinggi →Permen
SINDIKTI
-
Bagian ketiga: Akreditas→Permen
-
Bagian keempat: Pangkalan Data Pendidikan Tinggi→SK
Dirjen
-
Bagian kelima: Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi →Permen
·
Pasal 51
ayat (2) UU.No.12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi:
-
Pemerintah menyelnggarakan system penjaminan mutu
Pendidikan Tinggi untuk mendapatkan Pendidikan bermutu.
·
Pasal 52 ayat (4) UU No.12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
-
SPM Dikti sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didasarkan pada
pangkalan Data Pendidikan Tinggi
·
Pasal 53 UU.No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi
o
Sistem penjamina mutu Pendidikan Tinggi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (2) terdiri atas :
-
Sistem Pemjaminan Mutu Internal (SPMI) yang
dikembangkan oleh Perguruan Tinggi →Oleh Perguruan Tinggi
-
Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) yang
dilakukan melalui akreditasi→oleh BANPT (Institusi) dan LAMPT (Program Studi)
-
Kriteria atau acuan dalam Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan Tinggi yaitu tertuang pada gambar berikut :
-
-
-
-
-
-
-
-
Gambar 5.
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi
Terbentuknya Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi yang secara langsung secara terus menerus dilaksanakan
akan menjamin adanya kesinambungan antara mutu yang diinginkan oleh stakeholder
dan masyarakat dan keinginan yang disampaikan oleh Sistem Pendidikan Tinggi
melalui pengelola Perguruan Tinggi dalam menciptakan mutu lulusan di
masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari peran SPMI dan SPME yang sesuai dengan Proses yang di adopsi dari Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang ditetapkan oleh Pendidikan Tinggi .
Hal ini tidak terlepas dari Standar yang
disampikan oleh Dikti yaitu tentang : Standar isi, Standar Proses, Standar Penilaian,Standar
Pelaksanaan, Standar sarana & prasarana, Standar Pengelolaan, Standar
pembiayaan dan Standar Kompetensi Lulusan.
Lebih lengkapnya berikut Tatakelola Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi :
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Gambar
6. Tata Kelola PT
Seiring dengan tata kelola PT
tersebut maka yang menjadi kriteria Perguruan Tinggi (PT) sehat sesuai dengan mutu yang dimiliki oleh
Perguruan Tinggi adalah bahwa :
-
Perguruan Tinggi yang memiliki kemampuan untuk
menjalankan tridharma perguruan tinggi secara efektif (berdasarkan pada
SNDIKTI) , yaitu SPMI
-
Mengatasi segala permasalahan internal yang
dihadapi secara memadai , dengan Statuta dan tidak ada konfik secara Internal
-
Melakukan perubahan secara tepat sesuai dengan kesemapatan/ancaman
yang dihadapi dan tumbuh dengan bertopang pada kemampuan yang dimiliki,
tertuang Renip/Renstra.
Gambar
8. Standar Mutu PT
Gambar
7. Standar Mutu Pendidikan Tinggi
3.
PENUTUP
3.1. Simpulan
Kesimpulan dari penulisan makalah ini, antara
lain adalah :
1. Aspek
yang melingkupi kualitas atau mutu tidak akan terlepas dari Total Quality Management (TQM)/ Manajemen
Mutu Terpadu, Total Quality Control (TQC) / Pengendalian Mutu dan Quality Assurance (QA )/ Penjaminan
Mutu.
2. Total Quality Control adalah pengendalian
mutu dengan procedure kerja berdasarkan referensi yang dapat diterapkan dan
diimplementasikan langsung di proses pekerjaan tersebut untuk memenuhi
persyaratan minimum sebagai hasil akhir pekerjaan dalam pendidikan tinggi
adalah Pimpinan dan peraturan dari Sistem Pendidikan Nasional sebagai Standar
dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi . TQC merupakan operasional yang
langsung melakukan aktivitas checking atau inspeksi terhadap output , biasanya
kalo di lini produksi biasanya ada seoarang berfungsi sebagai pengontrol
kualitas produk seperti sampling dan aktifitas lainnya.
3. Penjaminan
Mutu yang ada di Perguruan Tinggi
merupakan proses yang mengaplikasikan antara TQM, TQA dan QA terhadad Tri Dharma Perguruan Tinggi dan sebagai wujud aplikasi antara
Internal Mutu dan eksternal Mutu yang digabung dalam Proses Penjaminan Mutu ,
antara Plan, Do, Act, Check . Apabila terjadi kekurangan maka akan dilaksanakan
perbaikan menuju kesempurnaan mutu tersebut.
4. Penjaminan mutu melalui TQM, TQC dan QA sesuai
dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi dilakukan melalui pimpinan, dan civitas
akademika Perguruan Tinggi dan Unit Jaminan Mutu. Perangkat sistem
jaminan mutu disusun dan dikembangkan bersama antara Yayasan, Pimpinan , senat Perguruan
Tinggi, dan civitas akademika
5. Rumusan koreksi dan pengembangan standar serta
sistem jaminan mutu dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan.
6.
Menentukan apa yang
harus dilakukan, mengukur keberhasilan kinerja, bila tidak sesuai, bagaimana
mengkoreksi agar dimasa depan dapat diterima .Untuk menjalankan program QA,
syaratnya :
- SOP (standar operating procedur)
- Sosialisasi SOP dan mentrain SDM
- Sudah membangun distribusi obat yang
cukup terkendali
7. Penetapan standar berupa kebijakan, standar,
renstra pada tingkat Perguruan Tinggi , dan Renop / anggaran, standar
operasional, peraturan dan SOP pada unit
kerja.
8. Pengembangan dan penerapan sistem penjaminan mutu dengan
berpedoman pada penjaminan mutu Direktorat Jenderal Pendidikan tinggi
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
3.2.Iimplikasi
Total
Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu dalam bidang pendidikan
tujuan akhirnya adalah meningkatkan kualitas, daya saing bagi output (lulusan)
dengan indikator adanya kompetensi baik intelektual maupun skill serta
kompetensi sosial lulusan yang tinggi. Dalam mencapai hasil tersebut,
implementasi TQM di dalam organisasi pendidikan tinggi perlu dilakukan dengan
sebenarnya tidak dengan setengah hati. Dengan memanfaatkan semua entitas
kualitas yang ada dalam organisasi maka pendidikan kita tidak akan jalan di
tempat seperti saat ini.
Implementasi
TQM di organisasi Pendidikan memang tidak mudah. Adanya hambatan dalam budaya
kerja, unjuk kerja dari guru dan karyawan sangat mempengaruhi. Tidak perlu
dipungkiri bahwa budaya kerja, unjuk kerja dan disiplin pegawai negeri sipil di
negara kita ini sangat rendah. Ini sangat mempengaruhi efektifitas implementasi
TQM. Total Quality Control (TQC) juga harus disesuaikan dengan Quality
Assuranse dari Standar Nasional
Pendidikan Tinggi , sebagai acuan untuk pengakuan Eksternal tentang mutu
Pendidikan.
Implikasi
yang signifikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi, adanya
Penjaminan mutu yang terus menerus baik dari Internal maupun Eksternal sebagai
wujud dari proses terciptanya mutu pendidikan tinggi di Indonesia , dan dengan
persaingan yang semakin bervariasi menuntut Perguruan Tinggi memiliki SPMI yang
baik , sehingga secara formal di akui oleh SPME melalui BAN-PT, dengan
kualifikasi terakreditasi.
3.3.
Saran
Setelah menyelesaikan penulisan makalah ini, maka diharapkan
seluruh civitas akademika untuk membentuk SPMI dan memiliki Penjaminan Mutu yang
dapat dinilai oleh SPME sebagai dasar tercapainya Standar Mutu
Pendidikan Tinggi , baik pada masyarakat
maupun stakeholder.
3.4. Daftar Rujukan
Tjiptono, Fandy, 2003, Total Quality Management, Andi Offset, Yogyakarta
Munro, Lesley, Malcolm Munro, 1999, Implementing Total Quality Management,
Elex Media Komputindo, Jakarta
Robbins, Stephen P, Coulter
Mary, 2014, Management, twelfth edition ,
Pearson Education, United States of America.
Usman Husaini, Prof. Dr. MPd,
2013, Manajemen Teori praktek dan Riset Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta
Lesley Munro-Faure, Malcolm
Munro, Faure, Cetakan II 1999, Implementing
Total Quality Management, Menerapkan Manajemen Mutu Terpadu,Longman Group
UK, PT ElexMedia Komputindo, Jakarta
Juran JM. (1995). Merancang Mutu.
Jakarta : Pustaka Binaman.
Kauro Ishikawa. (1990). Pengendalian
Mutu Terpadu. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Tampubolon, Daulat Purnama,
2001, Perguruan Tinggi Bermutu , Paradigma Baru Manajemen Pendidikan Tinggi
Menghadapi tantangan Abad ke -21, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Hermawan Tresnodipoyono,Prof,
Abdul Hakim Halim, Dr.MSc, .Bahan Seminar PTS Sehat, Novotel Sochi, Medan.
www.DTI.gov.uk/ kualitas/tqm
terimakasih banyak ibu, artikel ibu sangat membantu saya dalam menambah wawasan saya tentang TQM,TQC dan lainnya. kebetulan saya sedang mendalami tentang hal yang berkaitan dengan TQM.
BalasHapussukses dan sehat selalu buat ibu dan keluarga.