Kamis, 26 November 2015

Terminologi Total Quality Management (TQM),Total Quality Control (TQC) dan Quality Assuranse (QA)

Terminologi Total Quality Management (TQM),Total Quality Control (TQC) dan Quality Assuranse (QA) 
Mata Kuliah : Penjaminan Mutu Pendidikan
 Dosen : Prof .Dr. Harun Sitompul, MPd 
OLEH: Nur Aisyah NIM : 813611018 
 PASCA SARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN 
 PROGRAM DOKTOR S3 UNIMED 2014 

TERMINOLOGI  TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM), TOTAL QUALITY CONTROL (TQC), QUALITY ANSURANCE
Oleh :    Nur Aisyah

1.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehidupan sehari-hari tidak terlepas dalam pembicaraan tentang kualitas atau mutu , bahkan sebagian besar mendefenisikan kualitas disesuaikan dengan apakah memenuhi standard  keinginan serta harapan dalam kenyataan. Aspek yang melingkupi kualitas atau mutu tidak akan terlepas dari Total Quality Management (TQM)/ Manajemen Mutu Terpadu, Total  Quality Control (TQC)  / Pengendalian Mutu dan Quality Assurance (QA )/ Penjaminan Mutu.
Menurut Stephen P. Robbins (2014:346) ; Quality is the ability of a product or service to reliably do what it is supposed to do and to satisfy customer expectations ; Kualitas adalah kemampuan suatu produk atau jasa untuk andal melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan untuk memenuhi harapan pelanggan.
Dalam perkembangan manajemen mutu, terdapat tiga jenis sistem yang utama yaitu Pengendalian Mutu (Quality Control), Jaminan Mutu Terpadu (Quality
Assurance), dan Manajemen Mutu Terpadu (MMT) atau Total Quality Management. (TQM). Berkaitan dengan konsep Quality Assurance, Dadang suhardan (2001) menjelaskan bahwa. Quality Assurance atau Jaminan Mutu merupakan istilah yang mengacu kepada kepercayaan akan kehandalan barang atau jasa, yang menyebabkan konsumen memiliki rasa keamanan atau ketenangnan memilikinya. Karena produk barang atau jasa tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Konsumen tidak ragu-ragu memilikinya, membelinya, memakainya, menggunkan dan meanfaatkannya karena dapat dipercaya, baik untuk sementara maupun jangka panjang.
Menurut Kaoru Ishikawa (1985) Jaminan mutu merupakan menjamin mutu pada suatu produk sehingga konsumen dapat membelinya dengan penuh kepercayaan dan menggunakannya dalam jangka waktu lama dengan kepercayaan dan kepuasan.Sedangkan dalam ISO 8402 (Quality Vocabulary) Jamian kualitas (Quality Assurance) adalah semua tindakan terencana dan sistematik yang diimplementasikan dan didemonstrasikan guna memberikan kepercayaan yang cukup bahwa produk akan memuaskan kebutuhan untuk kualitas tertentu.
Jika dikaitkan dengan bidang pendidikan, lembaga pendidikan dengan adanya jaminan mutu, maka lembaga pendidikan akan terus berusaha dalam service ability kepada pelanggan supaya akan terus menaruh kepercayaanya dan pelanggan akan merasa aman dan puas.
Kualitas adalah unsur penting dalam membangun bisnis yang sukses dan pemasaran.Tidak hanya produk dan jasa harus berkualitas tinggi, tetapi pelanggan potensial juga perlu memiliki jaminan bahwa produk akan berkualitas tinggi. Organisasi yang telah mengembangkan sistem mutu telah menemukan bahwa hal ini menjadi bagian penting dari strategi bisnis . Kualitas merupakan kemampuan produk atau jasa untuk memuaskan pelanggan dan kegiatan apa yang perlu dilakukan, untuk menunjukkan bahwa produk atau jasa yang akan memuaskan pelanggan.
Perkembangan Mutu  serta  pokok-pokok pikiran  yang dimulai dari  :
1.    Amerika Serikat
a.    Deming (William Edwards Deming);
Karya Deming berisikan tentang filosofi mutu dan MMT, yaitu : Lingkaran PDCA dan Tujuh Penyakit Mematikan
-     A system of Profound Knowledge (system pengetahuan Mendalam ) merupakan konsep filosofis yang terdiri dari komponen teori untuk memahami berbagai kenyataan dunia, yaitu Sistem, Teori Keberagaman (variation or heterogenity), Teori Pengetahuan, Psikologi.
-     14 Prinsip Deming; Adakan kebulatan Tekad, Anutlah filosofi baru, Jangan bergantung pada inspeksi, Hentikan kebiasaan menentukan keuntungan, Terus menerus memperbaiki system, Lembagakan pelatihan dalam jabatan, Lembagakan kepemimpinan,Hilangkan rasa tahut, Tiadakan sekat-sekat pemisah, Hindari slogan pernyataan, Hilangkan target kuota karyawan, Hilangkan penghalang, Lembagakan program pendidikan ,Aktifkan budaya mutu terpadu.
-     Lingkaran PDCA:
b.    Joseph M.Juran ;
-     Peningkatan Mutu yang terstruktur
-     Lembagakan program pelatihan yang ekstensif
-     Tekad kuat dan kepemimpina yang baik
c.    Philip B Crosby
-     Integritas
-     Sistem
-     Komunikasi
-     Pelaksanaan
-     Kebijakan
-     Langkah-langkah strategis : komitmen, pendidikan/pelatihan dan pelaksanaan.
Pada Struktur organisasi , maka proses dan prosedur yang diperlukan untuk memastikan bahwa keseluruhan maksud dan arah organisasi  ber kualitas dan terpenuhi kualitas produk atau jasa terjamin. Sistem Jaminan Kualitas pertama kali diperkenalkan secara luas selama Perang Dunia II. Ada kebutuhan untuk memperketat pengawasan pada output industri, khususnya di industri militer, ini awalnya hanya inspeksi dan pengujian, dan mengandalkan menangkap cacat pada akhir proses. Sebagai permintaan untuk kualitas yang lebih baik dan produk yang lebih handal dan jasa meningkat, sistem kualitas berkembang menjadi seri ISO 9000 ini sekarang bergantung pada pencegahan daripada mengobati, dan berlaku untuk semua industri, termasuk industri konstruksi.
Pada tahun 1987 perwakilan industri dihormati dari seluruh dunia dibantu Organisasi Standar Internasional (ISO) untuk mengembangkan seri ISO 9000 standar sistem mutu. Standar ini telah diakui dan digunakan di lebih dari 90 negara termasuk Inggris, Masyarakat Eropa, 2 standar yang paling umum digunakan di seri ISO 9000 adalah ISO 9001 dan ISO 9002: ISO 9001 mengatur tentang persyaratan yang harus dipenuhi oleh Sistem Mutu ketika bisnis yang terlibat dalam desain, pengembangan, produksi, instalasi dan / atau servis. ISO 9002 mengatur tentang persyaratan sistem penjaminan mutu ketika bisnis yang terlibat dalam pengembangan, produksi, instalasi servis.  ISO  9003   Model for Quality Assurance in Final Inspection Test 9000, – Quality Management and Quality Assurance Standards: Guidelines for Selection and Use ISO 9004  Quality Management and Quality System  Elements--Guidelines
Kebutuhan akan Sistem Penjaminan Mutu dikembangkan dengan baik dan dilaksanakan untuk :
(i).Meningkatkan kualitas produk dan layanan;
(ii).Meningkatkan kepercayaan pelanggan bahwa kebutuhan  terpenuhi.
(iii)
.Membakukan bisnis dengan memberikan pendekatan yang konsisten
(iv) Meningkatkan proses kerja, efisiensi, moral dan mengurangi limbah.
         Pentingnya Mutu sebagai suatu standar pemenuhan kebutuhan dan keinginan akan pemuasan terhadap aktivitas baik secara input, proses dan output.
1.2. Rumusan Masalah
Total Quality Management (TQM) adalah cara mengelola untuk masa depan, dan jauh lebih luas dalam aplikasi dari hanya memastikan produk atau kualitas layanan, ini adalah cara untuk mengelola orang dan bisnis proses untuk memastikan pelanggan yang lengkap kepuasan pada setiap tahap, internal dan eksternal. TQM, dikombinasikan dengan kepemimpinan yang efektif, hasil organisasi melakukan yang hal benar benar, pertama kalinya.
Inti dari TQM adalah antarmuka pemasok pelanggan, baik eksternal dan internal. Inti ini harus dikelilingi oleh komitmen terhadap kualitas, komunikasi, kualitas pesan, dan pengakuan dari kebutuhan untuk mengubah budaya organisasi untuk membuat total kualitas. TQM tidak terlepas dari hubungannya dengan Total Quality Control (TQC) dimana akan dilihat proses  pengawasan kualitas dari output yang dihasilkan sebagai bentuk kepuasan akhir dari konsumen, sebagai penjaminan mutu terhadap kinerja tersebut dan berhubungan dengan Quality Assusrance (QA) tentang bagaimana berjalannya mutu tersebut sehingga tersistem sebagai acuan untuk perbaikan dan evaluasi terhadap kegiatan yang dilaksanakan pada organisasi. Dasar-dasar TQM, TQC dan QA dan mereka didukung oleh fungsi manajemen kunci orang-orang, proses dan sistem dalam organisasi menyangkut komitmen, kebudayaan dan komunikasi yang berjalan dalam menciptakan dan menghasilkan tujuan yang diharapkan oleh organisasi..
Dalam hal kualitas , maka peran organisasi merupakan dasar utama sebagai pengelola yang dapat menyempurnakan keinginan dari pelanggan. Maka perlu dibuat batasan masalah hanya membahas tentang tentang Total Quality Management , Total Quality Control dan Quality Assurance.
Manfaat Pelaksanaan Pengendalian Mutu bagi Karyawan; Meningkatkan kemampuan karyawan dalam melihat, mengenali, permasalahan, dan mencari alternatif pemecahan, Meningkatkan kemampuan komunikasi dan partisipasi didalam kelompok kerja, Membiasakan berpikir secara analitis dengan menggunakan teknik quality control, Peningkatan daya kreativitas, Peningkatan kepercayaan diri.
Manfaat bagi Institusi : Pengembangan institusi melalui akumulasi gagasan-gagasan perbaikan,  Meningkatkan daya saing barang atau jasa yang dihasilkan,  Memperbaiki hubungan institusi dengan karyawan,  Partisipasi semua karyawan di dalam membantu terwujudnya tujuan institusi, dan bagi Konsumen :  Konsumen akan memperoleh barang atau jasa yang bermutu baik,  Konsumen akan mendapatkan kepuasan dari barang atau jasa tersebut, Konsumen akan memperoleh barang atau jasa yang memenuhi kesehatan dan keselamatan, Konsumen akan menerima barang sesuai dengan pesanannya, Pemerintah akan mendapatkan pajak-pajak.
1.3. Tujuan Pembahasan
Tujuan diadakan penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah yang diberikan oleh Dosen Pengampu  Bapak Prof. Dr.Harun Sitompul, MPd, dalam mata kuliah Penjaminan Mutu pada Pasca Sarjana S3 Manajemen Pendidikan Unimed Medan.
1.4.Manfaat Pembahasan
Sebagai dasar untuk melengkapi penulisan Makalah ini, maka penulis mendapat manfaat tentang pembahasan ini :
-     Sebagai penerapan ilmu tentang bagaimana terminology pembahasan tentang kualitas yang dipadukan antara TQM TQC, QA dalam suatu organisasi , dan penerapannya dalam manajemen pendidikan tinggi;
-     Melihat system, penerapan tentang hubungan yang diciptakan oleh TQM, TQC,QA pada sebuah Pendidikan Tinggi.






















2.PEMBAHASAN
2,1,Total Quality Management  (TQM)
Menurut Tjiptono (2003:4) defenisi  Total Quality management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk , jasa, manusia, proses dan lingkungannya. Dalam Tjiptono (2003:4-5) Total Quality Approach dapat dicapai dengan Karakteristik Total Quality management:
o   Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal
o   Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas
o   Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
o   Memiliki komitmen jangka panjang
o   Membutuhkan kerja sama tim (teamwork)
Mengandung arti bahwa TQM merupakan pendekatan manajemen, bukan pendekatan teknis pengendalian kualitas yang sempit. Pendekatan TQM sangat berorientasi pada manajemen orang. Implementasi TQM mensyaratkan berbagai perubahan organisasional dan manajerial total dan fundamental, yang mencakup misi, visi, orientasi strategic, dan berbagai praktek manajemen vital lainnya.
TQM tergambar pada Evolusi mutu yang menggambarkan tentang bagaimana mutu tersebut berkembang secara terus menerus untuk memahami dan menanggapi kebutuhan-kebutuhan  secara terpadu. Total Quality Management didefinisikan sebagai konsep perbaikan yang dilakukan secara terus menerus, yang melibatkan semua karyawan di setiap level organisasi, untuk mencapai kualitas dalam semua aspek organisasi melalui proses manajemen . Pengertian Total menunjukkan bahwa TQM merupakan strategi organisasional menyeluruh yang melibatkan semua jenjang dan jajaran manajemen dan karyawan. Setiap orang terlibat dalam proses TQM. Lebih lanjut, kata total berarti bahwa TQM mencakup tidak hanya pengguna akhir dan pembeli eksternal saja, tetapi juga pelanggan internal, pemasok bahkan personalia yang mendukung. Kualitas didefinisikan oleh pelanggan, bukan organisasi atau manajer departemen pengendalian kualitas. Kenyataan bahwa ekspektasi pelanggan bersifat individual, tergantung pada latar belakang sosial ekonomis dan karakteristik demografis, mempunyai implikasi penting : kualitas bagi seorang pelanggan mungkin tidak sama bagi pelanggan lain. Tantangan TQM adalah menyajikan kualitas bagi pelanggan. Pengertian Manajemen bahwa TQM merupakan pendekatan manajemen, bukan pendekatan teknis pengendalian kualitas yang sempit. Pendekatan TQM sangat berorientasi pada manajemen orang. Implementasi TQM mensyaratkan berbagai perubahan organisasional dan manajerial total dan fundamental, yang mencakup misi, visi, orientasi strategic, dan berbagai praktek manajemen vital lainnya.
TQM tidak jauh beda dengan Gugus Kendali Mutu (GKM), Istilah Gugus Kendali Mutu (GKM) pertama kali lahir sebagai respon terhadap munculnya persoalan krisis produktivitas. Fenomena ini pertama kali mencuat di dunia industri yang melibatkan negara-negara industri terutama di Jepang dan Amerika pada tahun 1970-an dan 1980-an.
Peningkatan produktivitas bisa dilakukan dengan berbagai pendekatan antara lain meningkatkan efisiensi di bidang input atau meningkatkan hasil per satuan unit input yang digunakan dalam proses itu. Efisiensi input bisa dilakukan dengan menekan biaya produksi terutama biaya tenaga kerja. Namun pendekatan ini diragukan keberhasilannya karena hal itu akan berarti menurunkan standar hidup buruh, oleh karenanya jika pendekatan ini dilakukan malah akan menyebabkan kontra produktif. Pengalaman di Jepang untuk meningkatkan produktivitas ini adalah dengan mengintroduksi penggunaan robot terutama bagi pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang, berbahaya dan pekerjaan yang kurang disenangi. Namun cara itu bagi Amerika Utara dianggap akan menyebabkan kehilangan pekerjaan. Munculnya berbagai persoalan tersebut pada akhirnya membawa solusi dengan memberikan perhatian pada faktor manusia. Bagaimana mengarahkan karyawan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai kepuasan yang lebih besar, memperoleh motivasi yang lebih tinggi dan dengan demikian menjadi lebih produktif? Kuncinya terletak dalam partisipasi karyawan pada semua tingkatan dalam organisasi dalam proses pengambilan keputusan. Sehingga muncull konsep GKM atau disebut juga Quality Control Circle (QCC). Sejalan dengan arus globalisasi, istilah GKM atau QCC semakin sering digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam upaya menuju Total Quality Management (TQM) atau manajemen kualitas terpadu. Suatu sistem manajemen kualitas merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manjemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu. Istilah Manajemen Mutu/Kualitas dewasa ini lazim dan merupakan metoda yang biasa digunakan oleh manajer untuk memberikan bukti pengendalian yang diperlukan untuk memuaskan pelanggan dan kebutuhan pemegang saham.
Pengelolaan Mutu Terpadu (TQM) memiliki sejumlah pengertian berdasarkan sudut pandang dan perbedaan level organisasi, antara lain:
·         Dasar untuk perbaikan yang berkesinambungan
·         Filsafat dalam menjalankan bisnis
·         Cara yang benar dalam mengelola bisnis
·         Konsep total pembagian wewenang (people-empowerment)
·         Memusatkan perhatian pada pelanggan
·         Komitmen pada mutu
·         Investasi pada ilmu pengetahuan
          Secara spesifik TQM dapat didefinisikan sebagai suatu sistem manajemen yang dinamis yang mengikutsertakan seluruh anggota organisasi dengan penerapan konsep dan teknik pengendalian mutu untuk mencapai kepuasan pelanggan dan kepuasan yang mengerjakannya.
          Mutu Terpadu (Total Quality) merupakan sebuah deskripsi dari budaya, sikap, dan organisasi, dari sebuah perusahaan yang berusaha untuk menyediakan produk dan pelayanan yang bisa memuaskan atau memenuhi kebutuhan pelanggannya. Budaya tersebut meletakkan mutu dalam semua aspek operasional perusahaan, dengan proses-proses yang dilakukan secara benar pertama kali, dan cacat (defect) atau pemborosan dihilangkan dari operasi.
          Agar sukses dalam menerapkan TQM, suatu organisasi harus berkonsentrasi pada 8 elemen kunci berikut:
1.    Etika
2.    Integritas (kejujuran)
3.    Kepercayaan
4.    Pelatihan (training)
5.    Kerja tim (team work)
6.    Kepemimpinan (leadership)
7.    Penghargaan (recognition)
8.    Komunikasi
          Perbedaan yang nyata antara TQM dengan sistem manajemen mutu yang lain adalah bahwa TQM menitikberatkan pada keterlibatan semua individu organisasi untuk mencapai suatu sasaran mutu. Ada 5 manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan TQM yaitu: Produk yang dihasilkan bermutu tinggi (Quality), biaya yang efisien (Cost), waktu pengiriman yang tepat (Delivery), semangat kerja yang tinggi (Morale), dan lingkungan kerja yang aman (Safety). Kelima manfaat itu lebih populer dikenal dengan istilah QCDMS.
2.2.    Total Quality Control (TQC)
Total Quality Control (TQC) adalah sistem manajemen yang dinamis yang mengikut sertakan seluruh anggota organisasi dengan penerapan konsep dan teknik pengendalian mutu untuk tercapainya kepuasan pelanggan dan yang mengerjakannya. Dasar Total Quality Control adalah mentalitas, kecakapan dan manajemen partisipatif dengan sikap mental yang mengutamakan kualitas kerja. Mentalitas adalah kesediaan bekerja sungguh-sungguh, jujur dan bertanggung jawab melaksanakan pekerjaannya.
Konsep dasar TQC :
1. Kepuasan pemakai (Orientasi pemakai bukan orientasi Standard)
2. Kualitas artinya mutu segala macam pekerjaan
3. Kualitas adalah urusan setiap karyawan (bekerja sekali jadi dan benar)

2.2.1.Sistem manajemen Total Quality Control
Sistem manajemen Total Quality Control meliputi apa yang dimaksud dengan sistem manajemen, kebijakan manajemen, proses kerja gugus TQC, tujuan gugus kerja TQM dan program TQM.
1. Yang dimaksud sistem manajemen :
Ø  Untuk mengetahui pengetahuan/konsep standar dan sistem manajemen seutuhnya
Ø  Dapat memilih cara penerapan yang paling tepat dan efektif
Ø  Sistem manajemen memilih tiga tingkat aktivitas sesuai dengan struktur piramidal organisasi dan setiap jenjang memiliki tugas membantu penerapan TQC sesuai dengan fungsinya masing-masing
2. Kebijakan Manajemen
Ø  Dukugan dari manajer puncak dalam menetapkan kebijaksanaan dan memberi pengarahan
Ø  Dukungan dari manajer menengah untuk berperan serta dalam TQC
Ø  Pengawasan melekat harus diterapkan oleh setiap atasan/sub unit/ kelompok kerja dengan cara yang benar, agar kesalahan dapat diketahui sedini mungkin
3. Proses Kerja Gugus TQC
Ø  Pengajuan masalah
Ø  Analisis permasalahan
Ø  Mencari pemecahan masalah
Ø  Presentase pada pihak manajer, serta
Ø  Manajer akan meninjau, menelusuri atau meminta tindak lanjut dari presentasi yang dimaksud.
4. Pelaksanaan Program TQC
Dalam pelaksanaan program TQC terdapat dua hal yang harus diperhatikan agar TQC dapat sukses yaitu dari sisi karyawan dan manajer.
Ø  Dari sisi karyawan : Menciptakan suasana yang cocok, Saling memberi informasi dan berkomunikasi, Dijadikan program suka rela, Memberi pengarahan dan latihan, Bersikap terbuka dan positif, Menyediakan waktu, sarana, fasilitas dan dana
Ø  Dari sisi Manajer : Mengajukan dan menjelaskan program TQC kepada pucuk pimpinan, Menjelaskan tujuan dan hasil yang akan dicapai, Mendapat dukungan dari Pucuk Pimpinan
2.2.2.Pemecahan masalah  TQC
Pemecahan masalah TQC dilakukan dengan Plan, Do, Check and Action yang dijabarkan menjadi delapan langkah:
1) Menentukan prioritas masalah
2) Menjelaskan mengapa masalah itu di prioritaskan
3) Mengenali status masalah
4) Susun langkah-langkah perbaikan
5) Melaksanakan langkah-langkah perbaikan
6) Periksa hasil perbaikan
7) Mencegah terulangnya masalah
8) Menggarap masalah selanjutnya
Dalam fungsi manajemen , dalam keterkaitan antara Plan, Do, Act dan Chek maka Chek merupakan bagian terakhir yang difungsikan terhadap proses pengawasan. Menurut Usman (2013:536) bahwa Bentuk Pengawasan antara lain :
1.    Pengawasan Melekat (Waskat)
2.    Pengawasan Fungsional (Wasnal)
a.   Pengawasan Internal;
Manfaatnya :
1.    Menjembatani hubungan pimpinan tertinggi dengan para manajer dan staf dalam rangka memperkecil ketimpangan informasi;
2.    Mendapatkan informasi keuangan dan penggunaan yang tepat dan dapat dipercaya;
3.    Menghindari dan mengurangi risiko organisasi;
4.    Memenuhi standar yang memuaskan;
5.    Mengetahui penerimaan / ketaatan  terhadap kebijakan dan prosedur internal;
6.    Mengetahui efisiensi penggunaan sumber daya organisasi atau kepastian terwujudnya penghematan
7.    Efektifitas pencapaian Organisasi.
b.  Pengawasn Eksternal
Manfaatnya adalah untuk meningkatkan kredibilitas keberhasilan dan kemajuan organisasi.
3.    Pengawasan Masyarakat; merupaka control masyarakat terhadap pengelolaan sumber daya organisasi.
4.    Pengawasan Legislatif; Mengawasi tata cara penyelenggaraan pemerintah dan keuangan Negara.
Pengawasan tersebut tidak terlepas dari Mutu , yang tertuang dalam standar mutu, meliputi : input, proses, output dan outcome,yang tertuang dalam Model Proses ,seperti gambar 1 berikut ini .
Gambar 1. Model Proses
Dalam mengakomodir keseluruhan proses tentang model proses maka tidak terlepas dari Karakteristik Mutu, yaitu :
1.    Performa
2.    Timeliness
3.    Reliability
4.    Durability
5.    Aestetics
6.    Personal Interface
7.    Easy of use
8.    Feature
9.    Conformance to specification
10. Consistency
11. Uniformity
12. Service Ability
13. Accuracy
Menurut Usman (2013: 550) bahwa Teknik Pengawasan untuk Peningkatan Mutu yaitu : Quality Control, Quality Assurance, Total Quality Control, Deming, Juran, Crosby, Peter, Ishikawa, Malcolm Baldridge Award, European Quality Award, International Standar Organization, Total Quality Mangement, Management Based School.
Total Quality Control (TQC) merupakan  pendekatan sistematis terpadu untuk memastikan bahwa pelanggan dan pemasok sama-sama memiliki sistem mutu yang efektif dan suara di tempat. TQC melampaui persyaratan keamanan produk hanya untuk benar-benar mempercepat waktu-ke-pasar, meningkatkan kualitas produk dan mengurangi biaya keseluruhan.
Layanan yang terkait dengan TQC meliputi:
1.    Sistem Mutu Evaluasi - Menyediakan tinjauan ekstensif dari kualitas sistem manajemen pabrik yang sudah ada, penerapan standar, pengadaan dan prosedur manufaktur saat ini.
2.    Sistem TQC Set Up - Penawaran nasihat tentang cara untuk sepenuhnya memanfaatkan sumber daya perusahaan dan memperbaiki sistem produksi secara keseluruhan. Selain itu, berlaku langkah-langkah pencegahan dan korektif untuk membangun sistem traceability pasti dan rinci, dari pengadaan bahan baku untuk pemasaran produk.
3.    Catatan sistematis Informasi Produksi - Informasi Dokumen dan catatan produksi dalam database yang luas Intertek di setiap titik dari proses manufaktur. Data yang dikumpulkan meliputi peralatan terkait dan kinerja material, proses pemeriksaan, standar keselamatan dan informasi kepatuhan.
4.     Proses / Produk Verifikasi Data - strategis memverifikasi sistem produksi secara keseluruhan dengan menyediakan audit proses dan audit produk untuk memastikan validitas dari semua sistem identifikasi setelah sistem TQC siap. Verifikasi data untuk memastikan semua standar terpenuhi, dan memberikan resolusi tepat waktu.
TQC berhubungan dengan Quality control, atau QC untuk jangka pendek, adalah suatu proses dimana entitas meninjau kualitas semua faktor yang terlibat dalam produksi. Pendekatan ini menempatkan penekanan pada tiga aspek yaitu unsur-unsur seperti kontrol, manajemen pekerjaan, didefinisikan dan proses dikelola dengan baik, kinerja dan integritas kriteria, dan identifikasi catatan    Kompetensi, seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan kualifikasi elemen lunak, seperti personel, integritas, kepercayaan, budaya organisasi, motivasi, semangat tim, dan hubungan kualitas.

2.3.    Quality Assurance (QA) / Jaminan Kualitas
Struktur organisasi, proses dan prosedur yang diperlukan untuk memastikan bahwa keseluruhan maksud dan arah organisasi kualitas salam terpenuhi dan bahwa kualitas produk atau jasa terjamin.
Sistem Jaminan Kualitas pertama kali diperkenalkan secara luas selama Perang Dunia II. Kebutuhan untuk memperketat pengawasan pada output industri, khususnya di industri militer, awalnya hanya inspeksi dan pengujian, dan mengandalkan menangkap cacat pada akhir proses. Sebagai permintaan untuk kualitas yang lebih baik dan produk yang lebih handal dan jasa meningkat, sistem kualitas berkembang menjadi seri ISO 9000.
Kekuatan pendorong di balik popularitas besar QA Sistem adalah:
(i) kebijakan pembelian pemerintah
(ii) usaha besar kebijakan pembelian
(iii) pelanggan lain meminta untuk itu
(iv) pesaing lain yang menawarkan itu
(v) prosedur Standarisasi yang ingin untuk perusahaan yang berkembang
(vi) alat pemasaran yang diinginkan.
2.3.1.Penjaminan  Mutu (Quality Assurance)
Rekomendasi yang dihasilkan dari teknik-teknik statistis sering kali tidak dapat dilayani oleh struktur pengambilan keputusan yang ada. Pengendalian mutu (quality control) berkembang menjadi pemastian mutu (quality assurance). Bagian pemastian mutu difokuskan untuk memastikan proses dan mutu produk melalui pelaksanaan audit operasi, pelatihan, analisis kinerja teknis, dan petunjuk operasi untuk peningkatan mutu. Pemastian mutu bekerja sama dengan bagian-bagian lain yang bertanggung jawab penuh terhadap mutu kinerja masing-masing bagian.
Manfaat yang bisnis harus berasal dari Sistem QA diterapkan dengan benar adalah:
(i) Meningkatkan kepuasan pelanggan
(ii) efisiensi Meningkatkan
(iii) keefektifan Meningkatkan
(iv) Mengurangi ulang dan limbah
(v) Membuat bisnis yang direncanakan
(vi) Menambahkan kredibilitas bisnis
(vii) Mengaktifkan bisnis untuk bersaing atas dasar kesetaraan dengan bisnis yang lebih besar.
Sistem mutu harus menjadi dokumen kerja praktis. sebagai panduan yang berguna dalam operasi proses apapun:
1.    Tidak ada proses tanpa pengumpulan data
2.    Tidak ada pengumpulan data tanpa analisis
3.    Tidak ada analisis tanpa keputusan
4.    Tidak ada keputusan tanpa tindakan (yang dapat mencakup melakukan apa-apa)

2.4.    Hubungan  TQM, TQC dan QA     
Quality Assurance memberikan suatu penjaminan secara kualitas dengan suatu systemtis kerja dan keterbukaan untuk keberhasilan suatu pekerjaan secara keseluruhan organisasi di setiap lini dengan melalui system control. Secara umum fungsi QA lebih  berperan sebagai analyst untuk memperbaiki mutu produk, dan datanya bisa diperoleh dari data sampling orang QC atau feedback dari internal perusahaan ataupun adanya Quality complain dari luar perusahaan yaitu costumer. Dan QA biasanya juga berperan sebagai sertifikasi dari produk tersebut, biasanya pada struktur organisasi QA lebih tinggi letaknya dengan QC karena selain dari penjamin QC dia juga memberi laporan kepada direksi atau management mengenai  final decision yang  layak atau tidak layaknya produk yang dikeluarkan. yang tentunya melibatkan proses-proses lainnya seperti produksi, inventory, maintenance. QA lebih menjaga corporate image dengan mencegah defect ke consumen. parameternya hanyalah hitam putih dengan nilai yang telah dirumuskan dalam fungsi yang kita sebut kualitas.
Total Quality Management menerapkan setiap pekerja secara individu mempunyai tanggung jawab terhadap kualitas pekerjaannya. Dalam Pendidikan Tinggi Pimpinan dan Seluruh civitas akademika sebagai unsur yang mendominasi input (calon mahasiswa), proses Kegiatan Belajar Mengajar) dan output (lulusan), dimana para Pimpinan dan civitas akademika  berkumpul dalam gugus kendali mutu untuk mendiskusikan dan memecahkan masalah dan apa yang dapat dilakukan untuk perbaikan dan peningkatan kualitas.
Total Quality Control adalah pengendalian mutu dengan procedure kerja berdasarkan referensi yang dapat diterapkan dan diimplementasikan langsung di proses pekerjaan tersebut untuk memenuhi persyaratan minimum sebagai hasil akhir pekerjaan dalam pendidikan tinggi adalah Pimpinan dan peraturan dari Sistem Pendidikan Nasional sebagai Standar dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi . TQC merupakan operasional yang langsung melakukan aktivitas checking atau inspeksi terhadap output , biasanya kalo di lini produksi biasanya ada seoarang berfungsi sebagai pengontrol kualitas produk seperti sampling dan aktifitas lainnya.

2.5.    Sistem TQM, TQC dan QA dalam Manajemen Pendidikan Tinggi .
Pendekatan sistematis terpadu untuk memastikan bahwa pelanggan dan pemasok sama-sama memiliki sistem mutu yang efektif , sebagai dasar suatu mutu atau kualitas dalam memperoleh hasil yang lebih baik secara terus menerus sebagai konsep yang menyatu antara TQM, TQC dan QA sebagai kualitas mutu dalam manajemen Pendidikan Tinggi, sebagai standar penjaminan mutu terpadu yang diselenggarakan oleh Pengelola Pendidikan sebagai wujud antar Manajemen dan pelaksana yang tergabung dalam kesatuan peningkatan Mutu ke arah yang lebih baik dan berkualitas .
Penjaminan Mutu Pendidikan ini di atur dalam Permen 63/2009 Pasal 1; Dalam peraturan menteri ini yang dimaksud dengan:
1.     Mutu pendidikan adalah tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat diraih dari penerapan Sistem Pendidikan Nasional.
2.     Penjaminan mutu pendidikan adalah kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah daerah, Pemerintah, dan masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan.
3.     Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan yang selanjutnya disebut SPMP adalah subsistem dari Sistem Pendidikan Nasional yang fungsi utamanya meningkatkan mutu pendidikan.

Tujuan Penjaminan Mutu Pendidikan, tertuang pada Pasal 2, yaitu :
(1)    Tujuan akhir penjaminan mutu pendidikan adalah tingginya kecerdasan kehidupan manusia dan bangsa sebagaimana dicita-citakan oleh Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dicapai melalui penerapan SPMP.
(2)    Tujuan antara penjaminan mutu pendidikan adalah terbangunnya SPMP termasuk:
a.             Terbangunnya budaya mutu pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal;
b.             Pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dan proporsional dalam penjaminan mutu pendidikan formal dan/atau nonformal pada satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi, dan Pemerintah;
c.             Ditetapkannya secara nasional acuan mutu dalam penjaminan mutu pendidikan formal dan/atau nonformal;
d.             Terpetakannya secara nasional mutu pendidikan formal dan nonformal yang dirinci menurut provinsi, kabupaten atau kota, dan satuan atau program pendidikan;
e.             Terbangunnya sistem informasi mutu pendidikan formal dan nonformal berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang andal, terpadu, dan tersambung yang menghubungkan satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi, dan Pemerintah.

Sistem TQM , TQC dan QA secara terus menerus dapat dilihat pada Penjaminan mutu gambar berikut, bagaiman menyusun suatu standar mutu  pendidikan yang sesuai dengan Standar Mutu Pendidikian Tinggi, dan melaksanakan dalam Proses Tri Dharma Perguruan Tinggi , kemudian dengan TQC mengadakan pemantauan terhadap mutu Pendidikan tersebut apakah sesuai dengan  visi, misi dan tujuan  perguruan tinggi tersebut, kemudian di evaluasi secara bertahap terhadap kemungkinan yang akan timbul dan mendefenisiskan sebagai suatu perbaikan, melalui pememriksaan secara internal, sampai pada perumusan tentang perbaikan tersebut , dan dilaksanakan secara terus menerus dan tersistem.




Standar Baru
 
Pelaksanaan
 
Pemantauan
 
St





















Peningkatan  terus menerus

Ter
 


Audit Internal
 

Evaluasi Diri
 






 






Gambar 2. Penjaminan Mutu

2.6.    Terminologi Proses Kualitas
2.6.1.Total Quality Management (TQM), cakupannya
Ø  Adalah aspek fungsi manajemen keseluruhan yang menentukan dan menerapkan kebijakan Total Quality Management (TQM)
Ø  Mengatur kualitas sebuah perusahaan lebih daripada hanya sekedar menerapkan sebuah sistem kualitas ...  Hal ini diciptakan oleh adanya pembentukan budaya kualitas yang meresap pada seluruh organisasi
Penekanan pada target dan mencapai target sesegera mungkin,Sistem ini sederhana dan lurus ke depan Pengiriman informasi ini akurat Proses dianggap setelah tujuan telah didirikan.

2.6.2.Total Quality Control (TQC)
Dalam pelaksanaan TQC Penekanan pada proses dan perbaikan proses terus-menerus. Total partisipasi diperlukan. Karyawan didorong untuk menghasilkan ide-ide dan menerapkan mereka. Fleksibel terhadap proses dan metode yang dapat dengan mudah berubah. Target ini tidak mutlak baik untuk pasar berubah. Kelemahan: Kadang-kadang hasil akhirnya sangat berbeda dari target asli  karyawan cenderung kehilangan pandangan dari tujuan karena mereka terlalu fokus pada proses. Dan merupakan teknik dan aktifitas operasional yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan kualitas meliputi evaluasi unjuk kerja, membandingkan tujuan dan tindakan, pengecekan produk

2.6.3.Quality Assurance (QA) .
Tujuan QA : Untuk mencegah terjadinya masalah; Mendeteksi masalah ketika terjadi; Mengetahui penyebabnya; Menyelesaikan sampai akar; dan Mencegah masalah terjadi lagi .

2.6.4.Perbedaan QC / QA
Dalam pelaksanaan sering QC disamakan denganQA ,QC bekerja dengan produk ,Mengukur produk berdasarkan  standard, Mengenali kerusakan/cacat ,Sebatas pada melihat produk , dan QA  bekerja dengan proses ; Sebuah fungsi yang mengatur kualitas .setup QC,Menggunakan hasil QC untuk mengevaluasi dan meningkatkan proses yang menghasilkan produk, Menentukan apa yang harus dilakukan, mengukur keberhasilan kinerja, bila tidak sesuai, bagaimana mengkoreksi agar dimasa depan dapat diterima .Untuk menjalankan program QA, syaratnya :
          - SOP (standar operating procedur)
          - Sosialisasi SOP dan mentrain SDM
          - Sudah membangun distribusi obat yang cukup terkendali
Penetapan standar berupa kebijakan, standar, renstra pada tingkat Perguruan Tinggi , dan Renop / anggaran, standar operasional, peraturan dan SOP pada unit kerja.
Penjaminan Mutu yang ada di  Perguruan Tinggi merupakan proses yang mengaplikasikan antara TQM, TQA dan QA  terhadad Tri Dharma Perguruan  Tinggi dan sebagai wujud aplikasi antara Internal Mutu dan eksternal Mutu yang digabung dalam Proses Penjaminan Mutu , antara Plan, Do, Act, Check . Apabila terjadi kekurangan maka akan dilaksanakan perbaikan menuju kesempurnaan mutu tersebut.
Berikut ini hubungan yang diciptakan antara PDCA dalam penjamina mutu yang dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi :

Ø  Flowchart: Connector: PPenetapan Standar Pendidikan Tinggi (Plan)
Ø  Flowchart: Connector: DFlowchart: Connector: A Pelaksanaan Standar Pendidikan Tinggi (DO)
Ø  Evaluasi Standar Pendidikan Tinggi (Check)
Ø  Pengendalian Standar Pendidikan Tinggi (Action)
Ø  Flowchart: Connector: CFlowchart: Connector: APeningkatan Standar Pendidikan Tinggi (Action)

Gambar 3. Hubungan PDCA

Menurut Munro ( 1999: 114) Langkah-langkah perbaikan Mutu tertuang dalam beberapa program:
1.    Perencanaan untuk perbaikan mutu; tujuan ;
a.    Memastikan tanggung jawab manajemen
b.    Menentukan cara-cara penerapan perbaikan mutu yang sesuai dengan organisasi
c.    Mengembangkan sebuah rencana rinci untuk mengarhkan penerapan Program perbaikan Mutu
2.    Memahami Pelanggan; memeperbaiki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan;
a.    Memahami pelanggan eksternal atas kebutuhannya
b.    Mengidentifikasikan proses kerja dalam memenuhi kebutuhan prlanggan eksternal.
3.    Memahami biaya-biaya mutu; mengidentifikasikan besarnya biaya-biaya mutu dan dimana biaya – biaya tersebut akan muncul.
4.    Kesadaran Mutu ; adanya komitmen bahwa setiap orang dididik untuk menjamin bahwa mereka memahami peran mereka dalam memberikan informasi tentang kemajuan yang dicapai.
5.    Pengukuran Kinerja; proses kinerja dapat di ukur melalui sasaran dengan pantauan yang terus menerus
6.    Pencegahan; pengakuan terhadap kesalahan-kesalahan  dengan tindakan untuk memastikan setiap masalah yang bmencegah perbaikan mutu ditandai dengan tindakan-tindakan pembeltulan yang diterapkan.

2.7. Perubahan paradigma tentang manajemen mutu (Pendidikan tinggi):
Sistem Penjaminan Mutu terbagi dalam dua bagian, Internal dan Eksternal. Dalam Perkembangan menuju Perguruan Tinggi yang Sehat diperlukan kedua hal tersebut. Pada Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Eksternal di perguruan Tinggi diawali dengan adanya Analisis SWOT; status quo bukan pilihan yang tepat untuk terjadinya perubahan .
Perubahan yang signifikan pada Perguruan Tinggi secara Internal harus mengadopsi ketentuan :
-     Dosen dan kualifikasi ( gelar, jabatan fungsional, kapasitas dan usia)
-     Mahasiswa (gaya hidup, value)
-     Sarana dan Prasarana
-     Value, budaya akademik
Sementara perubahan yang signifikan secara eksternal:
-     Aturan Pemerintah (UU, PP, Permen); Permendikbud 49/2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi; Permendikbud tentang Akreditasi, SPM Dikti
-     Pertumbuhan Perguruan Tinggi lain
-     Jumlah Pendiuduk dan daya beli
-     Value masyarakat tentang Pendidikan Tinggi
-     Kemajuan Ilmu dan Teknologi
-     Globalisasi : ASEAN  Economy Community 2015 ; Indonesia hanya sebagai pasar produk import.
           Mutu dari Perguruan Tinggi tidak akan terlepas dari tata kelola Pendidikan Tinggi di Indonesia, hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas nomor 2/ 1989 bahwa Pemerintah merupakan satu-satunya pemegang tanggung jawab pengawasan atas pendidikan (termasuk Pendidikan Tinggi), baik yang diselenggarana oleh PTN maupun PTS dengan pengawasan secara  vertical. ; Kepmendiknas no. 234/U/2000; Kepmendiknas No. 184/2001 sebagai landasan EPSBED, NIRM,NIRL.
                 Dalam UU Sisdiknas nomor 20/2003 pasal 8 UU sisdiknas : Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program.
Pasal 66 bab XIX UU Sisdiknas :
1.    Pemerintah, pemerintah daerah, dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan sesuai dengan kewenangan masing-masing.
2.    Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas public.
          Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (SPM Dikti) adalah kegiatan sitematik untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi secara berencanaan dan berkelanjutan.
         Sebagai Acuan pada Sebuah Pergutuan Tinggi yang sehat , maka yang perlu harus dijaka mutu nya sesuai dengan perkembangan Pemikiran-pemikiran dalam Mutu Pendidikan tertuang dalam Tata Kelola Pendidikan Tinggi.
Tatakelo Pendidikan Tinggi di Indonesia tertuang pada ;
·         Pasal 24 ayat (2) UU Sisdiknas:
-          Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi,penelitian ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat.
·         Pasal 50 ayat (6) UU Sisdiknas:
-          Perguruan tinggi menentukan kebijakan dan memiliki otonomi dalam mengelola pendidikan di lembaganya
·         Penjelasan pasal 50 ayat (6) UU Sisdiknas
-          Yang dimaksud dengan otonomi perguruan tinggi adalah kemandirian perguruan tinggi untuk mengelola sendiri lembaganya
·         Otonomi perguruan tinggi berarti bahwa perguruan tinggi harus mengelola secara sendiri pengawasan atas pendidikan yang diselenggarakannya
·         Pemerintah melakukan pengawasan bukan untuk kepentingan pemerintah, tetapi atas nama (untuk melindungi kepentingan) semua pemangku Kepentingan (stakeholders) sebagai pengawasan horizontal
-          Tujuan agar perguruan tinggi menaati semua aturan tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi yang ditetapkan Pemerintah, sehingga pada hakekatnya bertujuan menjamin mutu perguruan tinggi.

Perubahan paradigma tentang manajemen mutu (Pendidikan tinggi):








Oval: Orientasi Ouput
Oval: Orientasi Proses



 


Oval: Pengendalian mutu (Quality control)

Oval: Penjaminan mutu (Quality assurance)                                                                                               


 



Gambar 4. Manajemen Mutu Pendidikan Tinggi

Penjaminan Mutu  Perguruan Tinggi tidak terlepas adri peraturan yang disesuaikan  dengan UU no.12/2012, BAB III: PENJAMINAN MUTU, yaitu
-          Bagian kesatu: Sistem Penjaminan Mutu Permen
-          Bagian kedua: Standar Pendidikan Tinggi Permen SINDIKTI
-          Bagian ketiga: AkreditasPermen
-          Bagian keempat: Pangkalan Data Pendidikan TinggiSK Dirjen
-          Bagian kelima: Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Permen
·         Pasal  51 ayat (2) UU.No.12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi:
-          Pemerintah menyelnggarakan system penjaminan mutu Pendidikan Tinggi untuk mendapatkan Pendidikan bermutu.
·         Pasal 52 ayat (4) UU No.12  Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
-          SPM Dikti sebagaimana  dimaksud pada ayat (3) didasarkan pada pangkalan Data Pendidikan Tinggi
·         Pasal 53 UU.No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
o   Sistem penjamina mutu Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (2) terdiri  atas  :
-          Sistem Pemjaminan Mutu Internal (SPMI) yang dikembangkan oleh Perguruan Tinggi Oleh Perguruan Tinggi
-          Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) yang dilakukan melalui akreditasioleh BANPT (Institusi) dan LAMPT (Program Studi)
-          Kriteria atau acuan dalam Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi yaitu tertuang pada gambar berikut :


 
-           
-           
-           
-           
-           
-           
-           
-           


Gambar 5. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi

Terbentuknya Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi yang secara langsung secara terus menerus dilaksanakan akan menjamin adanya kesinambungan antara mutu yang diinginkan oleh stakeholder dan masyarakat dan keinginan yang disampaikan oleh Sistem Pendidikan Tinggi melalui pengelola Perguruan Tinggi dalam menciptakan mutu lulusan di masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari peran SPMI dan SPME  yang sesuai dengan  Proses yang di adopsi dari Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang ditetapkan oleh Pendidikan Tinggi . Hal ini tidak terlepas dari  Standar yang disampikan oleh Dikti yaitu tentang : Standar isi, Standar Proses, Standar Penilaian,Standar Pelaksanaan, Standar sarana & prasarana, Standar Pengelolaan, Standar pembiayaan dan Standar Kompetensi Lulusan.
Lebih lengkapnya berikut  Tatakelola Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi :


-          Text Box: Tugas melakukan akreditasi Prodi dan Perguruan TinggiFlowchart: Connector: 4Rounded Rectangle: BAN-PT





Rounded Rectangle: Kemdikbud Ditjen Dikti


Kerangka kualifikasi Nasional Indoneisa
              
-          Text Box: Pelaporan Status Akreditasi dan Peringkat TerakreditasiFlowchart: Connector: 9            
-         








 
-           
-           

-          Text Box: Tugas menyusun SN DiktiText Box: Permohonan AkreditasiFlowchart: Connector: 6 
-         


 
-           
-           
-           
-           
-           

Gambar 6. Tata Kelola PT
         
            Seiring dengan tata kelola PT tersebut maka yang menjadi kriteria Perguruan Tinggi (PT) sehat  sesuai dengan mutu yang dimiliki oleh Perguruan Tinggi adalah bahwa :
-          Perguruan Tinggi yang memiliki kemampuan untuk menjalankan tridharma perguruan tinggi secara efektif (berdasarkan pada SNDIKTI) , yaitu SPMI
-          Mengatasi segala permasalahan internal yang dihadapi secara memadai , dengan Statuta dan tidak ada konfik secara Internal
-          Melakukan perubahan secara tepat sesuai dengan kesemapatan/ancaman yang dihadapi dan tumbuh dengan bertopang pada kemampuan yang dimiliki, tertuang Renip/Renstra.




 









Gambar 8. Standar Mutu PT



Gambar 7. Standar Mutu  Pendidikan Tinggi



3.   PENUTUP
3.1. Simpulan
 Kesimpulan dari penulisan makalah ini, antara lain adalah :
1.    Aspek yang melingkupi kualitas atau mutu tidak akan terlepas dari Total Quality Management (TQM)/ Manajemen Mutu Terpadu, Total  Quality Control (TQC)  / Pengendalian Mutu dan Quality Assurance (QA )/ Penjaminan Mutu.
2.    Total Quality Control adalah pengendalian mutu dengan procedure kerja berdasarkan referensi yang dapat diterapkan dan diimplementasikan langsung di proses pekerjaan tersebut untuk memenuhi persyaratan minimum sebagai hasil akhir pekerjaan dalam pendidikan tinggi adalah Pimpinan dan peraturan dari Sistem Pendidikan Nasional sebagai Standar dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi . TQC merupakan operasional yang langsung melakukan aktivitas checking atau inspeksi terhadap output , biasanya kalo di lini produksi biasanya ada seoarang berfungsi sebagai pengontrol kualitas produk seperti sampling dan aktifitas lainnya.
3.    Penjaminan Mutu yang ada di  Perguruan Tinggi merupakan proses yang mengaplikasikan antara TQM, TQA dan QA  terhadad Tri Dharma Perguruan  Tinggi dan sebagai wujud aplikasi antara Internal Mutu dan eksternal Mutu yang digabung dalam Proses Penjaminan Mutu , antara Plan, Do, Act, Check . Apabila terjadi kekurangan maka akan dilaksanakan perbaikan menuju kesempurnaan mutu tersebut.
4.    Penjaminan mutu melalui TQM, TQC dan QA sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi  dilakukan melalui pimpinan, dan civitas akademika  Perguruan Tinggi  dan Unit Jaminan Mutu. Perangkat sistem jaminan mutu disusun dan dikembangkan bersama antara Yayasan, Pimpinan , senat Perguruan Tinggi, dan civitas akademika
5.    Rumusan koreksi dan pengembangan standar serta sistem jaminan mutu dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan.
6.    Menentukan apa yang harus dilakukan, mengukur keberhasilan kinerja, bila tidak sesuai, bagaimana mengkoreksi agar dimasa depan dapat diterima .Untuk menjalankan program QA, syaratnya :
- SOP (standar operating procedur)
          - Sosialisasi SOP dan mentrain SDM
          - Sudah membangun distribusi obat yang cukup terkendali
7.    Penetapan standar berupa kebijakan, standar, renstra pada tingkat Perguruan Tinggi , dan Renop / anggaran, standar operasional, peraturan dan SOP pada  unit kerja.
8.    Pengembangan dan penerapan sistem penjaminan mutu dengan berpedoman pada penjaminan mutu Direktorat Jenderal Pendidikan tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

3.2.Iimplikasi
Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu dalam bidang pendidikan tujuan akhirnya adalah meningkatkan kualitas, daya saing bagi output (lulusan) dengan indikator adanya kompetensi baik intelektual maupun skill serta kompetensi sosial lulusan yang tinggi. Dalam mencapai hasil tersebut, implementasi TQM di dalam organisasi pendidikan tinggi perlu dilakukan dengan sebenarnya tidak dengan setengah hati. Dengan memanfaatkan semua entitas kualitas yang ada dalam organisasi maka pendidikan kita tidak akan jalan di tempat seperti saat ini.
Implementasi TQM di organisasi Pendidikan memang tidak mudah. Adanya hambatan dalam budaya kerja, unjuk kerja dari guru dan karyawan sangat mempengaruhi. Tidak perlu dipungkiri bahwa budaya kerja, unjuk kerja dan disiplin pegawai negeri sipil di negara kita ini sangat rendah. Ini sangat mempengaruhi efektifitas implementasi TQM. Total Quality Control (TQC) juga harus disesuaikan dengan Quality Assuranse dari   Standar Nasional Pendidikan Tinggi , sebagai acuan untuk pengakuan Eksternal tentang mutu Pendidikan.
Implikasi yang signifikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi, adanya Penjaminan mutu yang terus menerus baik dari Internal maupun Eksternal sebagai wujud dari proses terciptanya mutu pendidikan tinggi di Indonesia , dan dengan persaingan yang semakin bervariasi menuntut Perguruan Tinggi memiliki SPMI yang baik , sehingga secara formal di akui oleh SPME melalui BAN-PT, dengan kualifikasi terakreditasi.

3.3. Saran
        Setelah menyelesaikan  penulisan makalah ini, maka diharapkan seluruh civitas akademika untuk membentuk SPMI dan memiliki Penjaminan Mutu yang  dapat dinilai oleh SPME  sebagai dasar tercapainya Standar Mutu Pendidikan Tinggi , baik  pada masyarakat maupun stakeholder.

3.4. Daftar Rujukan
Tjiptono, Fandy, 2003, Total Quality Management, Andi Offset, Yogyakarta
Munro, Lesley, Malcolm Munro, 1999, Implementing Total Quality Management, Elex Media Komputindo, Jakarta
Robbins, Stephen P, Coulter Mary, 2014, Management, twelfth edition , Pearson Education, United States of America.
Usman Husaini, Prof. Dr. MPd, 2013, Manajemen Teori praktek dan Riset Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta
Lesley Munro-Faure, Malcolm Munro, Faure, Cetakan II 1999, Implementing Total Quality Management, Menerapkan Manajemen Mutu Terpadu,Longman Group UK, PT ElexMedia Komputindo, Jakarta
Juran JM. (1995). Merancang Mutu. Jakarta : Pustaka Binaman.
Kauro Ishikawa. (1990). Pengendalian Mutu Terpadu. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Tampubolon, Daulat Purnama, 2001, Perguruan Tinggi Bermutu , Paradigma Baru Manajemen Pendidikan Tinggi Menghadapi tantangan Abad ke -21, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Hermawan Tresnodipoyono,Prof, Abdul Hakim Halim, Dr.MSc, .Bahan Seminar PTS Sehat, Novotel Sochi, Medan.
www.DTI.gov.uk/ kualitas/tqm


 

1 komentar:

  1. terimakasih banyak ibu, artikel ibu sangat membantu saya dalam menambah wawasan saya tentang TQM,TQC dan lainnya. kebetulan saya sedang mendalami tentang hal yang berkaitan dengan TQM.
    sukses dan sehat selalu buat ibu dan keluarga.

    BalasHapus

Entri Populer

My Beibeh at Pandawa Beach Bali

My Beibeh  at Pandawa Beach Bali

Nara Sumber At Deli TV

Nara Sumber At Deli TV

my own

my own
Universal Studio Bandung

Graduation ICM 2011

Graduation ICM 2011

my sweety

my sweety

A gift

A gift
graduation 2011

My Self

My Self
Kata sambutan acara Wisuda ICM